TOTABUAN.CO BOLMONG–warga dua desa yakni Tanoyan Selatan dan Tanoyan Utara Kecamatan Tanoyan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), mencurigai ada upaya pemerintah kabupaten untuk meloloskan masuknya PT Arafura Mandiri Sejahtera (AMS) ke desa mereka.
Warga mencurigai,upaya masuknya PT AMS itu, untuk melakukan eksploitasi di tanah adat mereka, karena secara diam-diam dua Kepala desa yakni Sangadi Desa Tanoyan Utara Jasman Tonggi SP dan Sangadi Desa Tanoyan Selatan Urip M Detu dipanggil pejabat Pemda.
” Kami mencurigai dipanggilnya dua kepala desa oleh Camat via telepon, karena Pemda terus berupaya meloloskan rencana mereka. Kepala desa Tanoyan Selatan, Urip M Detu ketika dikonfirmasi membenarkan dirinya dipanggil oleh Pemda Bolmong melalui komunikasi via telepon.
“Kami dipanggil pada hari senin, ditelpon oleh pak camat yang menindaklanjuti sms dari pak asisten 1. Pemanggilan terkait dengan adanya laporan sejumlah masyarakat yang menolak pembuatan tanah adat. Pak asisten meminta masukan dan saran tentang perkembangan adanya pro dan kontra ditingkatan masyarakat terkait penolakan terhadap PT AMS melakukan kegiatan eksploitasi di desa kami. Minggu depan akan diadakan pertemuan bersama pemda,” terang Urip Rabu (08/01).
Hal iut juga dibenarkan Kepala desa Tanoyan Utara, JasmanTonggi.Menurut Jasman, pemanggilan tersebut terkait permintaan klarifikasi atas permasalahan yang terjadi di Desa mereka.
“Pekan depan akan dilakukan pertemuan lanjutan,” singkat Jasman
yang juga Ketua Komunitas Masyarakat Adat Nusantara Hulu Onkag Tanoyan Bersatu. Asisten 1 Bidang Pemerintahan Pemda Bolmong Chris T Kamasaan ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya pemanggilan kepada kedua Sangadi itu.
“Iya benar ada pemanggilan dan mereka menghadap. Kami mintakan klarifikasi seputar adanya laporan masyarakat yang mungkin mendukung perusahaan kepada masyarakat yang menolak perusahaan. Tindak lanjutnya akan diadakan pertemuan pada pekan depan dengan melibatkan Camat, kepala desa , BPD pihak masyarakat yang melaporkan permasalahan dan masyarakat yang dilaporkan.
Namun Kamasaan menepis terkait tudingan intimidasi kepada warga. kata dia, soal pemangilan dua kepala desa, guna mencari tidak ada intimidasi, tidak seperti itu, intinya kami mencari solusi atas permasalahan yang terjadi antara masyarakat.
Editor Hasdy Fattah