TOTABUAN.CO BOLMONG – Jika sebelumnya aksi penyegelan sekolah lantaran kepala sekolah diganti, kali ini berbedah yang terjadi di SDN Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Kamis, (5/6), puluhan wali murid mendatangi SD Negeri Bakan, melakukan protes atas kembalinya mantan kepala sekolah Nujul Makalalag di sekolah tersebut.
Suasana di gedung sekolah, SD Bakan menjadi ramai karena mendadak, didatangi puluhan wali murid yang memprotes kembalinya Nujul. Rukiah Mokoagow salah seorang wali murid mengatakan, penolakan atas kembalinya, Nujul ke SD Bakan, karena diduga Nujul seringkali melanggar tentang tata kelola keuangan sekolah.
“Nujul Makalalag diduga telah menyelewengkan dana bos, dana komite, dan melakukan pemotongan dana bantuan siswa miskin. Yang seharusnya diterima siswa Rp 420.000, yang sampai tinggal Rp 200.000. Yang dipotong sampai Rp 220.000”, Kata Rukiah.
Bahkan Rukiah menambahkan, dugaan penyelewengan yang dilakukan Nujul sudah hingga ke tangan penyidik Polsek Lolayan.
“ Makannya kami menolak, Nujul dikembalikan menjadi Kepsek SDN Bakan, dan kami meminta agar dugaan peyelewengan anggaran itu, diprose hukum”, ujar Rukiah.
Terpisah, Nujul Makalalag mengatakan, protes terhadap dirinya kembali menjabat Kepsek SDN Bakan, itu hanya perbuatan oknum-oknum yang tidak merasa senang dengan dirinya. Selanjutnya,Nujul saat disinggung, melakukan pemotongan dana Bantuan Siswa miskin (BSM), dibantahnya dengan tegas.
Menurutya, itu dilakukan karena adanya kesepakatan dengan pihak komite bahkan ada bukti hitam diatas putih dengan wali murid.
“Perkataan wali murid itu, sepihak, dan tidak berdasar. Saya luruskan, untuk program BSM, seluruh Kepsek di Bolmong tahu, bahwa pengurusan seperti itu, ada biaya transportasinya,” kata Nujul.
Untuk SD Bakan telah disepakati wali murid. Para wali murid mempersilahkan Kepsek yang mengurus dana itu. “Dana BSM per siswa Rp 450 ribu. yang dipotong hanya Rp100 ribu, bukan Rp200 ribu. Jadi, siswa masih menerima Rp 350 ribu.
Nah, 100 ribu yang dipotong itu, untuk biaya transport dan pengurusan 6 kali ke Lolak. Aksi protes itu hingga terjadi penyegelan yang dilakukan oleh wali murid. Buka oleh aparat keamanan dari Polsek Lolayan. (Irgi/Has)