TOTABUAN.CO BOLMONG – Tulude atau Menulude berasal dari kata Suhude yang artinya menolak. Sehingga dalam arti luas, Tulude dapat diartikan menolak atau meninggalkan hal-hal buruk yang telah dilakukan di tahun sebelumnya, dan bersiap menyongsong tahun yang ada di depan.
Demikian yang disampaikan Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow saat menyampaikan sambutan di acara perayaan adat Tulude yang dilaksanakan oleh Jemaat GMIBM Solagratia Desa Buntalo Kecamatan Lolak Kamis (7/2/ 2019).
Acara itu dihadiri para anggota DPRD Bolmong Sekda Tahlis Gallang dan jajaran pimpinan SKPD, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Lolak para Kepala Desa dan BPD serta jajaran pengurus Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIBM Solagratia dan masyarakat.
Bupati mengatakan, Tulude, selain bermakna spiritual, juga memberikan edukasi dan wawasan kepada masyarakat, sebagai bentuk implementasi terhadap upaya pembangunan dan pelestarian budaya daerah.
Menurutnya acara adat Tulude merupakan acara adat yang paling populer di kalangan masyarakat Nusa Utara, sehingga pada tahun 2015 lalu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, telah menetapkan acara adat Tulude masuk dalam deretan warisan budaya bangsa Indonesia.
Sebagaimana diketahui,Kabupaten Bolmong sangat terkenal dengan keberagaman suku, etnis dan budayanya. Salah satu etnis besar yang ada di Bolmong adalah etnis masyarakat Nusa Utara, yang setiap awal tahun melaksanakan tradisi warisan budaya leluhur, yaitu perayaan adat Tulude seperti yang sedang kita laksanakan saat ini,” kata Bupati.
Hajatan tahunan warisan leluhur masyarakat etnis Nusa Utara tidak mungkin dihilangkan dan dilupakan oleh generasi manapun dari etnis nusa utara ini. Bahkan lanjutnya, tradisi budaya Tulude ini mulai diterima bukan saja sebagai milik masyarakat Nusa Utara, tetapi telah diterima sebagai suatu tradisi budaya masyarakat Sulut khususnya dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya.
“Di mana ada komunitas masyarakat etnis Nusa Utara, pasti di sana ada acara
adat tulude,” tutur Bupati.
Bupati berharapTulude harus tetap dilestarikan serta diagendakan secara rutin dan turun temurun. Di mana masyarakat etnis Nusa Utara yang ada di Bolmong semakin mencintai budaya dan adat istiadatnya. Selain itu ini juga sebagai senjata untuk menangkal trend globalisasi dan modernisasi yang dapat menghilangkan jati diri daerah kita.
“Melalui perayaan Tulude kali ini, saya mengajak kepada kita semua termasuk yang hadir saat ini, untuk memaknai perayaan adat ini sebagai wahana kebersamaan dan persaudaraan dalam satu komunitas yang utuh, yang mengisyaratkan bahwa kita semua satu-kesatuan masyarakat Bolmong yang cinta persatuan, dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya daerah,” tandas Bupati.
Ketua panitia Tulude Rusli B. Nangkoda menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Bupati Bolmong dan jajaran yang hadiri di acara adat Tulude.
“Kehadiran Ibu Bupati di acara ini bagaikan pulang kampung. Karena Desa Buntalo merupakan desa yang pernah ditinggali oleh keluarga Ibu Bupati, dan Bupati sendiri sering berkunjung di Desa Buntalo semasa keluarga Bupati berada di Desa ini,” ungkap Rusli.
Penulis: Viko