TOTABUAN.CO BOLMONG – Satu persatu anak perusahan PT Kawasan Mongondow (KIMONG), mulai masuk ke Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Salah satunya adalah PT Satya Agro Lestari yang akan bergerak pembudidayaan Kopi.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Bolmoong Taufik Mokoginta, berdasarkan hasi survey, wilayah yang disasar yakni pada Areal Penggunaan Lain (APL) dengan luas kurang lebih 2.541,36 hektare. Cakupan lahan itu tersebar di Kecamataan Bilalang, Kecamatan Passi Barat, dan sebagian di Kecamatan Poigar.
“Setelah disurvey, kurang lebih 2.541,36 hektare lahan yang akan digarap perusahan tersebut,” ujar Kadis Perkebunan Bolmong Taufik Mokoginta.
Dia menyebut, masuknya PT Satya Agro Lestari untuk budidaya kopi, perlahan mulai menjawab masuknya investasi triliun rupiag di tanah Bogani ini..
APL kurang lebih 2.541,36 hektare ini, memang sangat cocok untuk tanaman kopi. Selain berada di puncak, lokasi itu juga masih sangat luas dan stategis.
“Wilayah itu, sangat cocok terlebih jenis kopi Arabika,” sebutnya.
Taufik mengatakan, kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Konsumen kopi lanjutnya, tersebar diseluruh dunia, sehingga sangat menjanjikan dan aktif diperdagangkan. Menurutnya, kopi sudah dikategorikan sebagai kebutuhan pokok yang dikonsumsi secara rutin.
Taufik mengatakan, survey pendahuluan yang telah dilakukan menyisir wilayah APL di Desa Kolingangaan Kecamatan Bilalang. Selama tiga hari tim melakukan survey dan hasilnya cocok.
Untuk lahan kurang lebih 2.541,36 hektare berstatus APL dengan ketinggian di atas permukaan laut bervariasi antara 500 — 1.025 Mdpl. Bahkan sebagian lahan calon lokasi pengembangan budidaya kopi ini, sebagian sudah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk dijadikan kebun campuran dan sebagian lagi merupakan hutan sekunder.
Hutan sekunder itu didominasi oleh pohon-pohon yang tumbuh secara alami, sehingga sebelum melakukan kegiabn pembersihan Iokasi harus dilakukan cruising.
Amos Skenda salah satu penanggung jawab teknis PT Satya Agro Lestari mengatakan, nilai investasi untuk bididaya kopi mencapai 25 miliart. Itu meliputi penyiapan awal pekerjaan hingga dua tahun masa belajar berbuah.
Amos mengatakan, dibukanya pembudiyaan kopi ini, akan menyerap tenaga kerja secara bertahan sesuai dengan skilnya.
“Ini boleh dibilang, investasi padat karya. Karwna hampir semua pekerjaan mengunakan tenaga dari penanaman hingga pemetikan,” katanya.
Namun meski begitu, Amos mengatakan, tidak semua lahan akan digunakan, seperti bantaran sungai dan lahan miring.
Sebelumnya Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, PT KIMONG bergerak diberbagai sektor. Mulai sektor perikanan, kelautan, pertanian, perkebunan serta sektor lainnya.
Menurutnya potensi pengembangan komoditas kopi di Sulut khusunya memang sangat menjanjikan.
Potensi komoditas kopi di di Bolmong cukup besar dengan kualitas yang tidak kalah dari daerah lain.
Selain itu Kopi Bolmong juga sudah merupakan kopi organik yang banyak dicari pasar nasional maupun internasional. (*)