TOTABUAN.CO BOLMONG — Ironis, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang seharusnya menjadi rujukan utama pelayanan kesehatan, justru viral di media sosial karena pasien batal dioperasi akibat kehabisan obat bius.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (23/9/2025). Keluarga pasien yang sudah menunggu jadwal operasi sejak Minggu (21/9) terpaksa kecewa lantaran pihak rumah sakit mengaku tidak memiliki stok obat bius.
“Sudah sejak Minggu masuk rumah sakit, Selasa dijadwalkan operasi. Tapi akhirnya batal karena tidak ada obat bius,” keluh keluarga pasien, dengan nada kecewa.
Direktur RSUD Datoe Binangkang, dr. Michael Karokaro, tidak menampik kejadian tersebut. Ia berdalih bahwa pihak rumah sakit tengah menunggu pengiriman obat bius dari pemasok.
“Iya benar, kami kehabisan stok obat bius. Kami tidak ingin melakukan tindakan yang tidak sesuai prosedur. Memang ada keterlambatan pengantaran obat-obatan dari pihak apotik,” ujarnya.
Namun, alasan ini justru memunculkan pertanyaan publik. Bagaimana mungkin rumah sakit sebesar RSUD Datoe Binangkang sampai lengah dalam mengantisipasi ketersediaan obat vital seperti obat bius?
Michael berdalih sudah memerintahkan pengecekan menyeluruh agar stok obat tidak kembali kosong.
“Semua yang tidak ada sudah saya instruksikan untuk segera diadakan agar stok aman sampai akhir tahun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bolmong, I Ketut Kolak, menyebut pihaknya bersama BPJS Kesehatan akan meninjau langsung ke rumah sakit. Namun, ia juga mengisyaratkan adanya kemungkinan miskomunikasi.
“Kalau obat bius mungkin iya bisa habis. Tapi kalau sampai plester saja tidak ada, itu jelas tidak masuk akal,” sindirnya.
Kejadian ini seakan membuka mata bahwa manajemen RSUD maupun pengawasan Dinas Kesehatan masih jauh dari kata ideal. Sebab, kehabisan stok obat bukan sekadar masalah teknis, melainkan soal tanggung jawab dan tata kelola layanan publik.
Jika obat dasar saja tidak terjamin, bagaimana masyarakat bisa percaya bahwa pelayanan kesehatan di Bolmong benar-benar siap dan layak? (*)