TOTABUAN.CO BOLMONG – Daun nanas yang biasanya dibuang, kini mulai diolah untuk menjadi kebutuhan sandang. Pengolahan itu difasilitasi pemerintah daerah lewat Dinas Koperasi dan UKM Bolmong.
Menurut Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Sofyanto Mamonto, daun nanas yang sebelumnya hanya sampah usai panen, kini mulai diolah untuk diambil serat-nya. Bahan untuk pembuatan kain itu diambil dari daun.
Dia mengatakan, produksi kain yang berasal dari serat nanas itu, rencana akan dilaunching dalam waktu dekat ini.
Ada tiga kelompok yang berada di tiga desa yang sudah mulai lakukan produksi. Yakni Desa Muntoi, Desa Wanga dan Desa Otam yang ada di Kecamatan Passi Barat. Tiga kelompok itu sudah diberikan pelatihan tentang cara mengoperasikan mesin serta cara pengolahan daun.
Pada tahun ini, tiga unit mesin Decorticator atau mesin pemisah serat, telah diadakan. Setiap kelompok memiliki lima orang dan sudah mulai melakukan produksi.
Sekretaris Daerah Bolmong Tahlis Gallang mengatakan, pengolahan serat daun nenas dengan cara diekstraksi, baik menggunakan mesin, akan memilki nilai tambah.
Karena selama ini daun nanas belum termanfaatkan secara maksimal, hanya sebatas menjadi pakan ternak atau pupuk alami dan atau dibiarkan membusuk.
“Tentunya ini sangat disayangkan mengingat daun nenas ini sebenarnya bisa diolah menjadi sebagai bahan baku tekstil dan kerajinan serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi,” katanya.
Dengan berbekal 3 unit mesin diharapkan akan mampu mengolah serat daun nanas setiap harinya.
“Potensi usaha pengolahan daun nanas di Kabupaten Bolmong masih sangat terbuka lebar. Begitu juga dengan potensi lahan kebun,” ungkapnya.
Tahlis optimis, akan banyak permintaan serat daun nanas dan produk olahannya. Sehingga akan memberi nilai ekonomi untuk dikembangkan serta menciptakan produk baru dari Kabupaten Bolaang Mongondow. (*)