TOTABUAN.CO BOLMONG – Petani asal Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Ronni Kobandaha mendapat kehormatan dan penghargaan dari Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) di momen peringatan Hari Kakao Indonesia (HKI) yang diselenggarakan secara daring, Selasa 17 November 2021.
Ronni layak masuk kriteria dan mendapat penghargaan sebagai pejuang kakao dan menjadi satu-satunya petani Kakao yang mendapat penghargaan dari Sulut.
Penghargaan dari Dekaindo ini berkerjasama dengan Kementrian Kordinator Perekonomian, Kementrian Pertanian dan Perindustrian Dalam Negeri memberikan ratusan penghargaan.
Ronni masuk salah satu ppetani yang memiliki rekam jejak yang jelas. Tidak hanya menanam kakao, tapi telah menjadi influencer bagi petani.
Sementara itu Dinas Perkebunan Daerah (Disbud) Provnisi Sulut melalui kepala Seksi Tanama Penyegar Natalia Pangkerego membenarkan, Ronni Kobandaha salah satu terseleksi dari Sulut.
“Kami yang mengajukan nama Pak Ronni Kobandaha atas rekomendasi Dinas Perkebunan di Kabupaten Bolaang Mongondow. Dan memang Pak Ronni ini sudah lama menggeluti budidaya kakao,” ujar Natalia.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bolmong Tonny Toligaga mengatakan, dari aspek pengalaman dan keseriusan salah alasannya merekomendasikan nama Ronni Kobandaha mendapatkan penghargaan pejuang kakao.
Toligaga yang telah lama berkecimpun di dunia kakao ini mengakui sepak terjang Ronni dalam budidaya kakao telah lama diketahuinya.
“Makanya, ketika ada permintaan usulan dari Dekaindo, nama Ronni yang diusulkan. Beliau sebenarnya adalah penyuluh pertanian, namun karena keseriusannya tertarik mendorong petani kakao, dan sering terlibat langsung dengan masyarakat mendorong budidaya kakao,” kata Toni menjelaskan.
“Makanya ketika ada permintaan usulan nama dari Dinas Provinsi Sulut, kami menilai Pak Ronni layak. Apalagi rekam jejaknya, punya bukti kegiatan budidaya kakao,” sambungnya.
Terkait penemuan jajar legowo penanaman kakao oleh Ronni, lanjut Toligaga, diakuinya sebagai inovasi yang patut dihargai. Tonni pun mengaku dengan inovasi di komoditi tanaman kakao.
“Yang paling penting adalah konsistensinya dengan budidaya kakao,” kata dia.
Dengan penghargaan diberikan Dekaindo kepada petani kakao Bolmong yang satu-satunya perwakilan Sulut membuktikan, bahwa kakao memang menjadi salah satu icon tanaman unggulan dari Kabupaten Bolmong.
Dari catatan diperoleh, pria yang dijuluki “Prof Kakao” ini memang dikenal sebagai ahli kakao di BMR. Dibeberapa kesempatan, “Prof Kakao” ini sering didaulat oleh pemerintah desa menjadi pelatih tentang kakao.
Bahkan, temuannya sistem penanaman jajar legowo terhadap kakao telah mendapat pengakuan dari peneliti madya Kemendagri Harrie Saksono, serta menjuarai lomba innovasi government award yang diselenggaran Kotamobagu tahun lalu.
Ronni Kobandaha mengaku penghargaan Dekaindo kepadanya sebagai pejuang kakao sebagai pelecut semangatnya terus mengembangkan dan mendorong masyarakat budidaya kakao.
“Sejak awal, saya sudah berniat akan mengkakaokan Bolmong Raya. Karena kakao ini memiliki nilai ekonomis tinggi yang bisa mensejahterakan petani,” katanya.
Salah satu bukti keseriusannya, Ronni mengawal sedikitnya 30-an hektare tanaman kakao di BMR. Paling terbesar yang berada di Kecamatan Lolayan, Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolsel dan Kotamobagu dan Boltim.
Dari semua kebun kakao tersebut ini ditanam katanya, secara jajar legowo.
“Dengan penanaman jarwo ini, terjadi peningkatan hasil produksi kakao sekira 80% dari penanaman konvesional.Saat ini, saya bersama dengan komunitas sedang mengembangkan pembibitan kakao yang berstandar nasional,” bebernya.(*)