TOTABUAN.CO BOLMONG—Lahan persawahan seluas 325 hektar yang berada di desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow, diduga digenangi air sisa olahan limbah tambang dari PT J Resources Bolmong Mongondow (JRBM). Para petani mulai resah karena air sudah keruh sejak hamper tiga hari belakangan.
Kepala desa Bakan Hin Mamonto mengatakan, dia bersama masyarakat meminta, agar Pemda Bolmong dapat meninjau lokasi persawahan guna melihat secara langsung kondisi air.
“Akhir september saya dapat laporan dari masyarakat bahwa, sungai Bolaang saat ini kondisinya keruh. Sungai tersebut mengairi persawahan warga. Kami minta Pemda dan perusahaan tak tinggal diam dengan kejadian ini. Persawahan kami terancam gagal panen,” kata Hin, Senin (10/11/2014) .
Menurut Hin, dirinya bersama sejumlah perangkat desa dan tokoh masyarakat, sudah melakukan kroscek ke sungai. Ini dilakukan untuk membuktikan laporan dari warga. “ Setelah dicek ternyata air memang keruh,” tambah Hin.
Sebagai pemerintah kita menyurat secara resmi. Dan memberitahukan bahwa pemerintah desa akan mengecek langsung sampai ke lokasi kegiatan untuk memastikan dampak seperti apa yang akan timbul nanti. Awal Oktober surat itu saya kirimkan, tapi sampai saat ini tak ada jawaban pihak perusahaan.
Selain sungai Bolaang, sungai Osela juga demikian. Bahkan, sasaran aliran sungai Osela adalah pemukiman warga.
“Disini banyak permasalahan dengan perusahaan, pertama soal lingkungan, soal tenaga kerja, soal CSR dan perbaikan jalan,” jelas Hin.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Bolmong Yudha Rantung saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan sampel air.
“Pengawasan kita lakukan tiap dua minggu sekali, untuk air keruh yang mulai masuk persawahan, kita akan liat dulu apa ada indikasi pencemaran. Jika terbukti akan ada tindakan tegas berupa penghentian kegiatan perusahaan,” tegas Yudha. (Has)