TOTABUAN.CO BOLMONG — Puluhan anggota Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), rupanya sudah mulai habis kesabaran. Rabu (17/4) mereka melakukan aksi protes menuntut gaji mereka. Terinformasi, gaji para anggota Pol PP diduga telah dipotong. Bahkan, dana berbanderol sekira Rp101 juta pada November 2014 lalu, diduga hampir sebagian besar fiktif.
“Hampir semua honorer tidak melakukan tandatangan untuk menerima gaji. Karena pembayarannya langsung dikasih dan proses penandatanganan tidak dilakukan. Belum lagi nama-nama yang tercantum, ada yang sudah meninggal dan bahkan tidak bekerja lagi, namun tercacat masih terima gaji,” ucap salah petugas Satpol-PP Bolmong, Haldi Bahansubu.
Ia menambahkan, pembayaran gaji tersebut dilakukan setiap bulan. Tapi terbukti mereka tidak menerima gaji.
“Kalau pembayaran tiap bulan sebesar itu (Rp100 juta) dikalikan dalam setahun bisa mencapai sekira 1,2 miliar. Terus hak kami yang harus dibayarkan ke mana,” tambahnya.
Ia juga mengaku, ada beberapa juga pembayaran honorer tahun ini tidak sesuai nominal yang tercantum sekira Rp1 juta.
“Ada yang hanya dibayar Rp500 ribu saja. Maka dari itu, kami sudah resah dengan sikap pimpinan seperti itu. Alhasil, petugas Satpol-PP banyak tak masuk kantor,” akunya.
Selain itu, untuk pembayaran baju dinas Pol-PP dibayar masing-masing. “Padahal anggaran untuk pembuatan baju dinas telah tertata di RKA (Rencana Kegiatan Anggaran). Ini untuk pembuatan baju dinas dibebankan ke kami sekira Rp1 juta,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Satpol-PP Bolmong, Linda Lahamesang ketika dikonfirmasi melalui via celular enggan berkomentar. Ia mengatakan, masih berada di Jakarta. “Kalau untuk konfirmasi mengenai hal itu ke ruangan saja,” singkatnya. (Mg3)