TOTABUAN.CO BOLMONG – PT Perumahan Pembangunan (PP) Proyek Bendungan Lolak yang ada di Desa Pindol Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), terus mengimplementasikan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan dan pekerja.
Upaya serta program yang dilakukan ini guna untuk menjamin keselamatan para pekerja aman saat bekerja, serta meminimalisir potensial accident dan envirenment damage.
Menurut Koordinator Health Safety Environment (HSE) PT PP Proyek Bendungan Lolak Johan Mirdadi, K3 menjadi salah satu prinsip konstruksi berkelanjutan dan merupakan bagian dari cara bekerja yang aman.
“Safety merupakan tanggung jawab saya. Itu filosofi pentingnya dimana semua orang dilibatkan dalam program pengendalian potensi kerugian. Penting itu,” ujar Johan yang didampingi Miryan HSE Humas.
K3 juga tercantum pada Permen PU Nomor 5 Tahun 2015 tentang pedoman implementasi konstruksi berkelanjutan.
Disamping itu HSE Supervisor Proyek Bendungan Lolak ini juga menjelaskan, konstruksi merupakan pekerjaan berat yang di dalamnya melibatkan banyak unsur mulai dari peralatan kerja, alat berat, materil, bahan kerja, serta lingkungan yang sangat dinamis perubahannya.
Dunia kontruksi lanjutnya, memiliki risiko kecelakaan kerja lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainnya.
Untuk itulah katanya, kenapa pihak perusahan harus memberikan pemahaman kepada pekerja akan pentingnya penerapan K3 serta K3 Merupakan kebutuhan dan cara hidup kita di proyek.
“Tujuan penerapan K3 adalah mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja, terutama manusia atau tenaga kerja yang terlibat,” jelasnya.
HSE Humas Miryan menambahkan, pada pekerjaan konstruksi, penerapan K3 ini sendiri meliputi banyak aspek. Dari awal perencanaan, pelaksanaan, sampai masa selesai. K3 selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Adanya pemberian reward dan phunisment juga merupakan cara agar sasaran bisa dicapai. Di samping itu katanya pencapaian enam juta jam kerja aman bukanlah kebetulan, tetapi semua orang yang terlibat selalu aktif berperan dalam pengendalian resiko. Mulai level project manager sampai dengan level pekerja aktif semua sesuai dengan level safety maturity “Proaktif” .
Untuk pekerjaan konstruksi, penerapan K3 konstruksi perlu diterapkan karena beberapa risiko bahaya fisik dan mekanik yang berpeluang besar terjadi selama pekerjaan dilakukan. Mengingat adanya penggunaan alat-alat berat, jumlah material bahan yang sangat besar hingga sulitnya pekerjaan yang dilakukan.
Lebih jauh dia menjelaskan, pentingnya penerapan K3 bagi pekerja di lokasi proyek, salah satunya adalah untuk meminimalkan risiko-risiko bahaya tersebut.
Untuk mewujudkan penerapan K3 yang lebih optimal, pihak perusahan terus mengatur penerapan K3 dengan baik.
Sekilas penerapan K3 dalam dunia konstruksi, hanya menguntungkan para pekerja. Namun pada dasarnya penerapan K3 ini untuk melindungi pekerja,karyawan serta lingkungan dan juga kearifan lokal.
“Dengan sistem menajemen K3 yang optimal, kerugian yang mungkin terjadi pada perusahan dan pekerja dapat dikendalikan. Kesuksesan penerapan K3 dalam proyek konstruksi tidak lepas dari kerjasama semua pihak yang terlibat katanya. (*)