TOTABUAN.CO BOLMONG — Peristiwa dugaan keracunan susu yang dialami ratusan siswa di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), terus ditangani petugas medis. Baik yang ada di Puskesmas maupun yang ada di rumah sakit.
Bahkan dugaan keracunan itu, Pj Bupati Bolmong Limi Mokodompit telah mengerahkan petugas medis untuk bergerak cepat.
“Saya sudah perintahkan petugas medis untuk menangani secara maksimal terhadap anak-anak. Dan Alhamdulilah sudah berangsur pulih,” kata Limi ketika dikonfirmasi.
Dia mengaku, saat peristiwa itu terjadi sedang mengikuti rapat bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey. Usai rapat langsung melapirkan peristiwa tersebut.
“Saya sudah laporkan hal ini kepada Pak Gubernur,” ujarnya.
Dia mengaku bantuan tersebut berasal dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi yang ditangani pihak ketiga. Gubernur juga kata Limi, telah memerintahkan agar pihak ketiga menghentikan pendistribusian bantuan susu.
“Sudah diminta untuk dihentikan,” katanya.
Namun disatu sisi, warga umtuk tidak berspekulasi lebih. Sebab masa expire yang terterah di kemasan susu berakhir hingga 4 Juni 2024.
“Tentu harus dilihat, apakah sebelum didistribusikan, susu ini disimpan di mana. Tentu ini harus menjadi catatan. Saya berharap bisa tertangani dengan baik sehingga anak-anak bisa pulih dan sudah bisa pulang ke rumah,”katanya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Lolak mengalami muntah dan pusing. Diduga para siswa itu keracunan setelah mengkonsumsi susu yang dibagikan.
Ada tiga sekolah di Kecamatan Lolak yang mendapat bantuan susu. Yakni SD Motabang, SD Tombolango dan SD Lolak.
Para siswa sebagian dilarilan ke Puskesmas, sebagian lagi dilarikan ke rumah sakit. Para dokter kewalahan saking banyaknya siswa yang diduga mengalami keracunan mengkonsumsi susu.
Jenis susu yang dibagikan itu yakni Susu Milk.
Susu milk memiliki beberapa varian bebas laktosa. MilkLife diolah menggunakan enzim laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa, sehingga aman dikomsumsi bagi mereka yang alergi laktosa.
Dari peristiwa itu, belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit apa yang menjadi penyebab terjadi dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa. (*)