TOTABUAN.CO BOLMONG—Hingga kini persoalan penyegelan dua sekolah dasar yang ada di Desa Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) belum juga selesai. Tiga hari aktivitas belajar mengajar ratusan siswa di dua sekolah itu terganggu akibat dari aksi protes warga.
“ Kalau soal itu,tanya saja ke Bupati,” kata Wakil Bupati Bolmong Yanny Tuuk saat diminta tanggapan soal penyegelan sekolah itu.
Kepala dinas pendidikan Bolmong Mariani Masagu pun terkesan demikian dan malah memilih no coment.
“ Coba tanya saja ke pak Sekda. Kalau itu saya no coment,” kata Mariani.
Sekda Bolmong Farid Asimin sendiri lebih parah lagi, saat dikonfirmasi. Dia malah mengarahkan persoalan ini ke Kadis Pendidikan. “ Saya sudah perintahkan itu kepada kadis Pendidikan. Nanti konfirmasi saja ke kadis,” kata Asimin Selasa (13/5).
Ratih Mamontoh salah warga Imandi mengungkapkan kekesalahn terhadap sikap pemerintah yang terkesan tidak mampu menyelesaikan persoalan tersebut. Pasalnya, tiga hari aktivitas belajar mengajar di dua sekolah itu tidak berjalan denga normal. Sebagian siswa terpaksa tidak ke sekolah karena sekolah mereka ditutup.
“ Ini terkesan ada pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah. Harusnya ini tidak berlanjut sampai tiga hari. Kasihan anak-anak yang tengah mempersiapkan ujian, lantas aktivitas belajar mengajar terganggug,” kata Ratih.
Soal persoalan rolling kata Ratih, itu persoalan internal yang memang seceptanya diselesaikan oleh pemerintah. Namun jangan korbankan para siswa untuk tidak belajar, tambah mantan pengurus HMI cabang Papua Raya ini.
Penutupan dua sekolah itu dilakukan sejak Sabtu (10/5) pasca dicopotnya dua kepala sekolah di SDN I Imandi dan SDN 2 Imandi yang dilakukan Bupati Bolmong Salihi Mokodongan Jumat (9/5) pekan lalu.
Aktivitas belajar mengajar sejak Sabtu terhenti karena pintu ruangan kelas serta pintu masuk ke halaman sekolah ditutup.(Irgi/Has)