TOTABUAN.CO BOLMONG – Kenaikan harga beras terjadi di Bolaang Mongondow (Bolmong). Kenaikan harga rata-rata mencapai Rp2000 per-Kilogram (Kg) untuk semua jenis beras sejak sepekan terakhir. Beras yang biasanya dijual seharga Rp10 ribu per-Kg, kini menjadi Rp12 ribu per-KG.
“Kami membelinya dari para pengusaha penggilingan padi dengan harga cukup tinggi. Sehingga, terpaksa kami menjualnya dengan menaikkan harganya agar bisa mendapatkan keuntungan,” kata Sukri, pedagang di Pasar Lolak.
Kenaikan harga beras tak hanya dikeluhkan warga. Namun, para pengusaha rumah makan ikut merasakan dampaknya. Agar bisa memperoleh keuntungan, para pengusaha rumah makan harus mengurangi porsi kepada konsumen.
“Kita mensiasatinya dengana mengurangi porsi kepada pelanggaran karena jika tidak begitu, kita tidak akan memperoleh keuntungan,” ujar Maya Damogalad, pemilik rumah makan di kompleks Pasar Lolak.
Pihaknya khawatir, jika kondisi ini berkepanjangan, semakin berdampak pada usahanya yang akan ditinggalkan pelanggan.
“Harapan kami ada upaya cepat dari pemerintah untuk menekan harga beras misalnya dengan cara melakukan Operasi Pasar (OP),” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bolmong, Goerge Tanor, mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan gejolak harga khusus beras. Selain itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) Bolmong terkait persoalan ini. Menurutnya, salah satu penyebab harga beras naik karena Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) yang belum terdistribusi.
“Dalam waktu dekat akan dilakukan penyaluran Raskin. Ini guna mengurangi beban warga,” ujarnya. (Mg3)