TOTABUAN.CO BOLMONG – Selama empat hari pada pekan lalu, rombongan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Kaimana, Papua Barat mengunjungi Bolaang Mongondow (Bolmong). Rombongan yang berjumlah enam orang itu dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Produksi Tanaman Perkebunan, Duminggus Sawaki.
Kedatangan mereka guna mengikuti pelatihan tempel samping dan sambung pucuk padat tanaman kakao di Desa Konarom Kecamatan Dumoga Tenggara.
Mereka dijemput langsung Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Bolmong, Sonda Simbala.
“Tentunya ini suatu kebanggan tersendiri untuk Bolmong, karena Dishutbun Kaimana mau berkunjung sekaligus belajar teknologi tempel samping dan sambung pucuk tanaman Kakao di Bolmong. Semoga ilmu dan pengetahuan yang didapatkan di Bolmong bisa bermanfaat dan dapat diaplikasikan serta disebarluaskan ketika kembali ke daerah asal,” katanya.
Peserta pelatihan langsung turun ke lokasi pelatihan teknologi tempel samping dan sambung pucuk tanaman kakao di Desa Konarom Kecamatan Dumoga Tenggara yang didampingi langsung oleh narasumber Roni Kobandaha yang juga selaku Koordinator BP3K Kecamatan Dumoga Tenggara dan dikenal sebagai konsultan kakao Sulawesi Utara (Sulut).
Duminggus Sawaki mengaku teknologi tempel samping dan sambung pucuk tanaman kakao ini sangat mengesankan.
“Selain itu, metode pelatihan hingga pelayanan yang kami rasakan sangat baik dan kami di sini bukan lagi terasa seperti tamu, tapi sudah diperlakukan seperti keluarga dan sudah terjalin rasa kebersamaan Roni Kobandaha menjelaskan total luas areal perkebunan kakao yang ada di Dumoga Tenggara yang mencapai 1.602 Hektare (Ha) telah diakui sebagai wilayah klaster kakao oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sulut), Bank Indonesia (BI) Cabang Sulut, bahkan diakui oleh Ketua Komisi Penyuluh Sulut Djen Tatu, sejak tiga tahun lalu.
“Teknologi kakao khususnya tempel samping dan sambung pucuk tanaman kakao ini saya pelajari di Masamba Kabupaten Wulu Utara, Balai Besar Batang Kaluku Kabupaten Goa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Substation Tanaman Kakao di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Selain itu, teknologi ini sudah menjalar di seluruh wilayah Bolmong Raya (BMR) bahkan di luar provinsi,” katanya. (Mg3)