TOTABUAN.CO BOLMONG — Pemerintah Kabupaten Bolang Mongondow (Bolmong) pada tahun anggaran 2021 ini, menyiapkan dana besar untuk menekan kasus stunting.
Langkah itu sebagai bentuk keseriusan Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow dan Wakil Bupati Yanny Ronny Tuuk.
Persoalan stunting atau tubuh kerdil pada balita sejak lama menjadi perhatian serius pemerintah Bolmong.
Badan kesehatan dunia WHO mencatat, mayoritas kasus stunting di Indonesia disebabkan kurangnya asupan gizi lewat ibu saat mengandung.
Menurut Kepala Bappeda Bolmong Taufik Mokoginta, total anggaran yang disiapkan untuk pencegahan stunting mencapai Rp121.647.851.473 dengan 24 program dan 27 kegiatan.
“Jadi ada dana besar yang disiapkan untuk pencegahan stunting pada tahun ini,” ujar Taufik saat memaparkan di rapat koordinasi bersama lintas SKPD.
Dari total Rp121.647.851.473 anggaran yang disiapkan, akan melibatkan sejumlah perangkat daerah guna menunjang penurunan stunting.
“Ada 14 perangkat daerah yang saling menunjang dengan masing program dan kegiatan,” ungkapnya.
Mantan Sekda Kabupaten Boltim ini mengatakan, dari total dana yang disiapkan, berasal dari tiga mata anggaran. Yakni DAK sebesar Rp13.939.607.793, APBN sebesar Rp87.251.939.819 dan APBD sebesar Rp20.456.303.861.
Aksi konvergensi Pemkab Bolmong dari 14 lintas sektor itu, terdiri dari Dinas Kominfo, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pupr, Dinas Perkim, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas P3a, Dinas Pp & Kb, Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Pmd, Dinas Ketahanan Pangan, Bappeda, Dinas Pmd, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Dinas Lingkungan Hidup.
Sebelumnya Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow mengatakan, warga Bolmong didominasi oleh masyarakat produktif, sehingga semua warga berusia produktif harus memiliki kesehatan yang baik.
“Jika generasi produktif mengalami kasus stunting atau kekerdilan fisik dan keterlambatan otak, maka akan mengakibatkan bonus demografi menjadi sia-sia karena penduduk usia ini tidak berkualitas,” kata Yasti beberapa waktu lalu.
Yasti menekankan penyelesaian berbagai persoalan kesehatan membutuhkan keterlibatan lintas sektor seperti penyediaan akses air bersih, akses sanitasi, ketersediaan listrik, infrastruktur untuk mendukung layanan kesehatan.
“Lintas sektor perangkat daerah yang disiapkan akan diupayakan untuk menekan angka stunting,” katanya.
Petugas kesehatan diminta untuk mendatangi keluarga ke rumah penduduk untuk mengetahui kesehatan keluarga seperti bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap, diberi ASI eksklusif, keluarga berencana, penderita TBC berobat standar, penderita hipertensi berobat teratur.
Saat ini ada beberapa kecamatan yang menjadi lokus perhatian pemerintah daerah dalam penanganan stunting yakni Kecamatan Lolayan, Dumoga Barat, Dumoga Utara, Dumoga Timur, Bolaang, Lolak dan Sang Tombolang.
Untuk mendukung penanggulangan stunting di Bolmong, rencananya bantuan pemerintah pusat itu, digunakan untuk program penyuluhan serta pemberian gizi kepada warga miskin. Seperti untuk kader mengunjungi warga, dan ada pemberian makanan tambahan, paparnya. (*)