TOTABUAN.CO BOLMONG – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) terus memantau kondisi lahan pertanian milik para petani. Di mana sawah milik petani yang berada di wilayah Dumoga mulai diserang hama keong.
Kepala Dispertanak Bolmong, Taufik Mokoginta, mengatakan serangan hama keong emas akibat iklim yang tidak menentu, ditambah sistem penanaman yang tidak dilakukan secara serentak. Serangan hama ini bukan hanya untuk persawahan tetapi untuk tanaman ladang. Dia juga memberikan beberapa metode untuk mengendalikan laju serangan tanaman padi oleh keong emas.
“Hama keong emas sawah yang sering tergenang air, sebab hama keong emas hidup di air yang dangkal,” kata Taufik Minggu (28/2).
Cara mengendalikannya pertama dengan melakukan rotasi tanaman, selain tanaman padi, atau dengan cara sawah dikeringkan selama beberapa waktu sampai keong emas tidak ada lagi di lokasi sawah tersebut.
Diketahui sejumlah lahan pertanian di wilayah Dumoga Bersatu mulai diserang hama keong emas. Lahan persawahan yang sudah beberapa bulan ditanami mulai diserang hama. Bukan juga hama keong tapi hama tikus.
Pemberantasan pun dilakukan secara manual oleh para petani. Masing-masing petani memegang sebuah rotan dan langsung memukuli tikus-tikus di tengah sawah. Pemberantasan tikus ini pun dilakukan hingga larut malam, dengan menggunakan lampu petromaks.
Selain itu, beberapa pekan ini juga para petani sempat dibuat kocar-kacir dengan serangan hama ulat tentara dan keong emas.
“Penyerangan yang dilakukan ulat tentara ini memang sangat merugikan kami, karena padi yang siap panen pun bisa diserangnya,” kata Gunawan Inug petani Dumoga.
Sementara itu, Yono petani asal Mopuya juga mengeluh sawah miliknya diserang oleh hama keong emas. “Padi yang baru saya tanam diserang keong emas, sebagian daun tanaman padi saya habis,” ujar Yono.(Mg3)