TOTABUAN.CO BOLMONG — Pasca banjir yang terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Dinas kesehatan mengimbau warga untuk waspada. Penyakit rawan timbul seperti diare, tifoid, ISPA hingga Leptospirosis rentan terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan Bolmong I Ketut Kolak menjelaskan, sejumlah penyakit pasca banjir khususnya ISPA.
Penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut, yang disebabkan oleh udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung. ISPA katanya, sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.
“Tindakan pencegahan utama ISPA sangat mudah, yakni menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti mencuci tangan setelah membersihkan rumah dari banjir. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik,” kata Kolak.
Ia menyarankan, warga perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Selanjutnya Leptospirosi, merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira. Resiko para korban banjir untuk terjangkit Leptospirosis yakni dari air banjir yang bercampur sampah dan kotoran tikus.
Gejala yang ditimbulkan dari infeksi bakteri leptospira seperti gejala flu, sakit kepala, demam, dan nyeri otot. Bisa juga berupa hilang nafsu makan, mual, muntah, serta ruam.
“Pencegahan infeksi bakteri leptospira yang paling mudah yakni mencuci tangan setelah membersihkan rumah dari genangan dan lumpur banjir.
Dinas Kesehatan terus mengimbau kepada seluruh puskesmas untuk selalu waspada dan selalu siaga dalam menghadapi penyakit-penyakit pasca banjir.
“Jadi puskesmas akan selalu siaga untuk melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, khususnya kepada mereka yang terdampak banjir,” kata Kolak.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di dua titik posko, kebanyakan keluhan masyarakat datang dengan asam lambung. Itu dipengaruhi karena terlambat makan stres dengan melihat situasi pasca banjir
“Kalau sudah hari ketiga dan seterusnya setelah panas lumpur berubah menjadi debu berdampak, salah satu penyakit ISPA. (*)