TOTABUAN.CO BOLMONG — Publik belum lupa soal sosok Dra Hj Marlina Moha Siahaan. Perempuan yang lahir 15 Juli 1960 ini, merupakan tokoh sekaligus politisi Sulawesi Utara.
Jasanya terbilang besar karena berhasil berjuang memekarkan Kabupaten Bolaang Mongondow menjadi lima daerah. MMS merupakan Bupati Bolaang Mongondow sejak 2001 – 2006 hingga periode 2006 -2011.
Bunda MMS sapaan akrabnya, dikenal sebagai sosok pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Gaya kepemimpinannya kerap melahirkan gebrakan-gebrakan yang makin dicintai masyarakat selama menjabat bupati saat itu.
Ketokohan MMS pun, membuat Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow menunjuk sebagai koordinator Staf Khusus Bupati Bolaang Mongondow sejak 15 November 2021. Hal itu setelah MMS usai menjalani masa kurungan.
Selain MMS, Yasti juga mengajak mantan Bupati Salihi Mokodongan untuk ikut membantu tugas pemerintahan.
Kecintaan masyarakat terhadap Bunda pembaharu ini, hingga kini masih melekat. Sebab dari kebijakannya, salah satunya banyak melahirkan para generasi birokrat yang meneruskan perjuangan di lima daerah.
Suasana saat itu pun berubah, dikala MMS kembali menginjakan kakinya di Kantor Bupati Bolmong karena dipercayakan sebagai Koordinator Staf khusus.
Yasti Soepredjo Mokoagow pun banyak mendapat apresiasi dari masyarakat.
Pengangkatan MMS oleh Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow karena Yasri memiliki rasa hormat terhadap jasa para tokoh seperti Bunda MMS dan Salihi Mokodongan.
Seiring waktu berjalan, Yasti Soepredjo Mokoagow harus mengakhir masa jabatannya sebagai bupati pada Mei 2022.
Kondisi dan kebijakan pun berubah, setelah tampuk kepemimpinan berganti oleh
Limi Mokodompit.
Di tahun 2023, muncul kebijakan baru oleh Limi Mokodompit saat menjabat Pj Bupati Bolmong yang saat itu sedang “berkuasa”.
Di saat eforia kekuasaan, Limi tampaknya abai dengan tokoh yang masih dihormati masyarakat Bolmong ini. Marlina Moha Siahaan yang merupakan koordinator staf khusus, disingkirkan. Namanya tidak dimasukan lewat surat keputusan pengangkatan staf khusus saat itu.
Namun muncul nama-nama baru yang hingga kini berjumlah 35 orang. Ketokohan serta jasa MMS seolah diabaikan. Padahal hanya status sebagai sraf khusus.
Dilihat dari sepak terjangnya, MMS pernah menjabat sebagai Bupati Bolaang Mongondow dua periode yakni 2001—2006 dan 2006—2011.
Sebelum duduk sebagai top ekselutif, Ia perna menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Bolaang Mongondow pada 1999.(*)
nti mbaku lia d PILKADA sama yg menang
Limi atau yg lainnya