TOTABUAN.CO BOLMONG —Terobosan demi terobosan mulai dilahirkan menuju Kabupaten Bolaang Mongondow Maju dan Sejahtera.
Ide besar pasangan Bupati Bolmong Yusra Alhabsyi dan Wakil Bupati Dony Lumenta untuk transformasi layanan air bersih, hingga melibatkan perguruan tinggi.
Kamis, 22 April 2025, Bupati Bolmong Yusra menerima Prof Dr Ir Sangkertadi, DEA, dari Universitas Muhammadiyah Manado bersama jajaran. Rombongan itu di terima di ruang kerja bupati.
Pertemuan itu, ternyata membahas ide besar. Yakni perubahan status Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi Perseroan Daerah (Perseroda).
Langkah strategis ini tak hanya menyangkut perubahan status hukum, tapi juga merupakan bagian dari rencana besar penggabungan PDAM lintas daerah.
Meliputi Kota Kotamobagu, Kabupaten
Mongondow Selatan, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Bupati Yusra Alhabsyi mengatakan, peetemuan ini guna kerja sama antar daerah dalam rangka pengembangan
PDAM.
“Ini bukan sekadar perubahan nama. Kita ingin kerja sama antar daerah ini menjadi awal yang baik untuk menjaga dan mengembangkan perusahaan daerah, khususnya dalam pengelolaan air bersih, demi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Yusra.
Direktur PDAM Bolmong Herman Kembuan ikut dihadirkan pada pertemuan tersebut.
Ide itu langsung disambut pihak Universitas Muhammadiyah Manado. Bupati Yusra juga menyampaikan apresiasi atas niat baik kampus tersebut untuk turut membantu dalam pengembangan sumber daya alam, khususnya air bersih.
Prof. Dr. Ir. Sangkertadi, DEA, dari Universitas Muhammadiyah Manado, menyambut positif inisiasi tersebut. Ia menyatakan kesiapan pihaknya untuk mengerahkan tenaga ahli demi meningkatkan kualitas layanan air bersih di Bolmong.
“Kami memiliki tim pakar yang siap bersinergi dalam pengembangan sistem air bersih maupun peningkatan SDM di Bolmong,” ucap Sangkertadi.
Direktur PDAM Bolmong, Herman Kembuan, menjelaskan bahwa saat ini tengah dilakukan kajian akademik terkait transformasi menjadi perseroda.
Ia optimis, jika penggabungan antar-UPTD dari beberapa daerah terlaksana dan Perseroda terbentuk, maka potensi PAD bisa melesat hingga Rp10 miliar per tahun.
“PDAM Bolmong saat ini sudah menjadi yang terbaik kedua di Sulut setelah PDAM Kota Bitung. Dengan terbentuknya Perseroda, kami yakin potensi besar ini bisa dikelola secara maksimal untuk mendukung kesejahteraan daerah,” katanya.
Langkah ini menjadi bukti keseriusan Pemkab Bolmong dalam membangun sistem layanan air yang lebih profesional, transparan, dan berdampak luas, tidak hanya dari sisi pelayanan publik, tapi juga kontribusinya terhadap kas daerah. (*)