TOTABUAN.CO BOLMONG – Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow mengatakan, luas lahan untuk pembanguan bandar udara (Bandara) Bolmong mencapai 460 hektare.
Mantan Ketua Komisi V DPR RI ini menjelaskan, untuk bisa memperoleh status sebagai Bandara Internasional, panjang runway minimal 3000 meter.
“Jadi untuk mencapai panjang runway 3000 meter, masih butuh kurang lebih 72 hektare lahan,” kata YSM julukan Yasti Soepredjo Mokoagow.
Pembangunan Bandara tahap awal lanjutnya, dengan panjang runway atau landasan pacu 1400 meter.
Termin anggaran untuk Bandara Bolmong dikeluarkan lewat Kementrian Perhubungan sejak 2016 . SK penetapan pembangunan Bandara lewat Kementrian Perhubungan yang masih dijabat Ignatius Jonan waktu itu.
YSM membeberkan, pada 2018, nilai awal pembangunan Bandara Lolak 18,4 miliar rupiah. Hingga pada perencanaan 2024, total pagu anggaran pembangunan Bandara mencapai 418,9 miliar rupiah.
YSM mengaku sangat tahu persis soal pembangunan Bandara. Karena Ia sendiri yang mengusulkan saat masih duduk sebagai sebagai Ketua Komisi V DPR RI masa itu.
“Saya tahu persis masalah ini. Sebab saya yang yang mengusulkan pada waktu masih duduk sebagai anggota DPR RI di Komisi V. SK penetapan Bandara keluar pada 2016 sebelum menjabat Bupati pada 2017,” bebernya.
Pembangunan Bandara Loloda Mokoagow ini, dikerjakan dengan sistem multi years. Sehingga pada 2021, anggaran naik 121 miliar rupiah lebih. Anggaran pada 2021 bersumber dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). Yaitu dana pinjaman oleh negara, tidak melulu murni dari APBN.
Namun seiring waktu berjalan, muncul pandemi Covid 19 yang berdampak pada pemotongan anggaran.
YSM juga menjelaskan, Bandara Loloda Mokoagow ini di bawah Unit Pelaksana Teknis Bandara Naha, bersama Bandara Sitaro. (*)