TOTABUAN.CO BOLMONG — Harapan besar sempat tumbuh ketika Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) resmi dilantik pada Sabtu, 3 Desember 2022. Kala itu, Ketua KNPI Provinsi Sulawesi Utara, Rio Dondokambey, sendiri yang melantik jajaran pengurus baru yang diketuai Feramita Tifany Mokodompit. Prosesi pelantikan yang digelar di Gedung Bagas Raya Yadika, Kopandakan Dua, Kecamatan Lolayan, disambut penuh semangat dan optimisme.
Namun, hampir tiga tahun berlalu sejak momen itu, semangat besar yang diusung di awal justru menguap tanpa arah. KNPI Bolmong kini bak kapal tanpa nakhoda, mati suri di tengah lautan tantangan kepemudaan yang kian kompleks. Tidak ada program yang menonjol, tidak ada aktivitas sosial, bahkan gaung organisasi ini nyaris tak terdengar di ruang publik.
Padahal, dengan potensi besar generasi muda di Bolmong, KNPI diharapkan mampu menjadi wadah pembinaan, penggerak inovasi, serta mitra strategis pemerintah daerah dalam berbagai program pembangunan. Tetapi yang terjadi, organisasi ini justru tenggelam dalam diam, seolah kehilangan roh perjuangan yang dulu menjadi ciri khas pemuda Indonesia.
Momentum Hari Sumpah Pemuda tahun 2025 seharusnya menjadi ajang pembuktian eksistensi KNPI Bolmong. Namun lagi-lagi, tidak ada aktivitas berarti yang dilakukan. Yang tampak hanyalah upacara formal yang digelar Pemkab Bolmong, tanpa partisipasi nyata dari organisasi yang mengklaim diri sebagai rumah besar pemuda.
Kemandekan ini menimbulkan tanda tanya besar: ke mana arah kepemimpinan KNPI Bolmong? Apakah semangat perubahan yang dijanjikan saat pelantikan dulu hanya sebatas seremoni?
Banyak kalangan menilai, KNPI Bolmong kini kehilangan jati diri dan daya gerak. Di tengah gempuran masalah sosial, pendidikan, dan ekonomi yang dihadapi generasi muda, KNPI seharusnya menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar simbol organisasi yang hidup di papan nama.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka nama besar KNPI Bolmong hanya akan tinggal kenangan—pernah ada, tapi tak pernah benar-benar hadir bagi pemuda. (*)







