TOTABUAN.CO BOLMONG—Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulut Herwyn Malonda secara resmi menyatakan permintaan maaf kepada sejumlah wartawan usai kegiatan sosialisasi Pemilu yang dilaksanakan di kantor Sekretariat daerah (Setda) Bolaang Mongondow (Bolmong) Kamis (4/8/2016). Pernyataan itu ia sampaikan akibat ulah dari stafnya yang mengusir wartawan saat meliput kegiatan tersebut.
Sikap tidak familiar ditunjukan salah satu staf Bawaslu Provinsi Sulut saat kegiatan sosialisasi Pilkada, berbuntut adu mulut dengan sejumlah wartawan yang meliput. Padahal pada kegiatan itu juga, sejumlah wartawan mendapat undangan dari Panwaslu Bolmong untuk ikut dalam sosialiasi itu. Namun dua staf yang ditunjuk pihak Bawaslu tidak mengizinkan para wartawan untuk masuk. Bahkan saat mengambil gambar malah diusir.
“Kami belum langsung masuk karena masih menunggu rekan rekan wartawan yang lain. Kami resmi diundang melalui surat untuk hadir dalam sosialisasi, tapi kami juga resmi menjalankan tugas sebagai jurnalis tetap kami jalankan,” kata Haryono Tungkagi, wartawan Koran Manado.
Ucapan dengan nada kasar dari staf itu membuat para wartawan tersinggung. Tidak terima dengan sikap arogansi, buntutnya terjadi adu mulut hingga bersitegang.
“Apa begini SOP yang diterapkan oleh Bawaslu Sulut ketika melayani tamu atau memperlakukan wartawan yang akan meliput. Kami datang pada kegiatan ini sebagai undangan dan sebagai wartawan yang akan melaksanakan tugas jurnalistik. Tapi perlakukan staf Bawaslu sangat arogan dan tidak menghargai profesi kami sebagai jurnalis saat akan meliput kegiatan ini. Kami ini kan wartawan, selain sebagai undangan, tugas utama kami meliput untuk bahan berita,” tamhah Ali Kobandaha yang juga wartawan Harian Komentar.
Perlakuan dengan sikap arogan juga terjadi kepada Yunita Datalamon, wartawan harian Swara Kita. “Saya mau masuk mengambil gambar tapi tidak diijinkan. Ditanya ID Card dan wartawan dari mana,” kata Yunita nada kecewa.
Anggota Bawaslum Syamsurizal Musa, juga menyayangkan kejadian itu. “Ini hanya faktor mis komunikasi. Kita akan selesaikan dengan baik, baik,” katanya dihadapan pewarta Bolmong.
Ketua Bawaslu Sulut, Herwyn J H Malonda, mengaku tidak tahu dengan sikap arogan yang dipertontonkan stafnya. Dia sendiri mangaku kesal kegiatan yang seharusnya melibatkan media malah berujung tidak harmonis.
“Saya tidak tahu hal itu, tapi saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman dan perlakuan staf saya kepada teman teman wartawan,” kata Herwyn.
Selain itu, dia menjelaskan, kegiatan yang mereka laksanakan dengan meminjam gedung pemda Bolmong, karena pada anggaran kegaitan yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu, tidak ada anggaran untuk sewa gedung.
“Sehingga kami laksanakan disini dan meminjam pakai gedung pemda bolmong. Anggaran untuk sewa gedung kami tidak ada, makanya kami laksanakan disini (gedung pemkab),” tandasnya. (Mg3)