TOTABUAN.CO BOLMONG – Duka cita keluarga korban ambruknya lokasi tambang emas di Desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) hingga kini masih menyelimuti.
Peristiwa ambruknya lobang tambang yang menewaskan 28 penambang dan 18 orang luka-luka yang terjadi Selasa 26 Februari 2019 lalu itu, hingga saat ini masih membekas bagi para keluarga salah satunya Kakek Amri Simbala.
Pada Selasa (19/3) pagi, para keluarga korban yang berasal dari Desa Bilalang III Kecamatan Bilalang mendatangi lokasi tambang. Selain melihat lokasi tambang maut itu, mereka juga berdoa untuk arwah para korban yang tertimbun di lokasi itu.
Salah satu penambang bernama Kadri Simbala yang hingga kini tidak ditemukan pasca proses evakuasi yang dilakukan tim SAR Gabungan.
Isak tangis para keluarga korban ikut mengiringi saat doa dipanjatkan kakek Amri di lokasi.
Kedatangan pihak keluarga korban di lokasi tambang didampingi pihak PT J Resources serta sejumlah anggota TNI.
Menurut Amri, tabur bunga dan doa di lokasi sebagai salah agar para arwah yang meninggal tertimbun material longsor bisa diampuni dosa-dosanya.
Sebab menurut Amri, bukan hanya Kadri anaknya yang tidak ditemukan, akan tetapi masih ada tiga penambang lagi yang ikut tertimbun dan tidak ditemukan.
Amri berharap pemerintah dan pihak perusahan memberikan kesempatan kepada pihak keluarga untuk melakukan pencarian secara manual, meski tinggal tulang belulang yang akan mereka temukan.
Di lokasi itu tampak tidak ada aktivitas para penambang pasca peristiwa yang merengut puluhan penambang.
Pihak perusahan sendiri sudah melarang agar tidak ada lagi aktivitas penambang di lokasi tersebut. Sebab rawan terjadi longsor.
“Memang pasca kejadian tidak ada lagi aktivitas penambang,” ujar Ferry Siahaan manajer eksternal relation and security PT JRBM. (**)