TOTABUAN.CO BOLMONG — Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu daerah lumbung pangan terbesar di Sulawesi Utara (Sulut). Potensi itulah yang membuat Kabupaten Bolmong dilirik sebagai pemasok utama kebutuhan pangan bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Kerjasama strategis ini merupakan langkah lanjutan dalam pengendalian inflasi dan memperkuat stabilitas harga pangan di daerah kepulauan, terutama Sangihe yang bergantung pada suplai dari daratan.
Sebagai daerah agraris, Kabupaten Bolmong dikenal memiliki produksi komoditas pangan yang melimpah. Mulai dari beras, jagung, cabai, bawang, sayur-mayur, hingga berbagai komoditas hortikultura yang cukup besar untuk menopang distribusi lintas daerah.
Data produksi pangan Kabupaten Bolmong selama ini menjadi salah satu tulang punggung ketersediaan bahan pokok di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR) dan Sulut pada umumnya. Dengan kerjasama ini, Kabupaten Bolmong kini berperan lebih luas sebagai pemasok untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Langkah ini juga dinilai sangat penting karena Sangihe memiliki keterbatasan lahan pertanian, sehingga perlu ketergantungan suplai dari daerah produsen seperti Bolmong.
“Nantinya akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU,” ujar Sekretaris Daerah Bolmong Abdullah Mokoginta.
Penandatanganan MoU antara Sangihe dan Kabupaten Bolmong, sebagai bentuk implementasi arahan Menteri Dalam Negeri terkait sinergi pengendalian inflasi. Ketersediaan pasokan yang cukup dan terencana menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas harga di daerah kepulauan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bolmong Abdullah Mokoginta menegaskan, pentingnya kolaborasi ini untuk menjamin pasokan pangan masyarakat.
Dengan kekuatan produksi yang dimiliki Bolmong, kerjasama ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan pangan Sangihe, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi petani dan pelaku usaha pertanian di Bolmong. (*)







