TOTABUAN.CO BOLMONG — Pj Bupati Bolaang Mongondow Jusnan Calamento Mokoginta mengatakan, kasus viralnya dua bocah di Desa Domisil Kecamatan Sangtombolang, sebagai bentuk pemicu pemerintah untuk terus berbenah.
Menurut Jusnan, dari viralnya dua bocah itu, bisa disimpulkan bahwa masih terdapat kemiskinan ekstrim di Kabupaten Bolaang Mongondow.
“Saya bisa katakan bahwa, kasus bocah viral ini adalah kemiskinan esktrim. Saya sudah melihat langsung kondisinya,” kata Jusnan kepada wartawan di ruang kerjanya
Senin 3 Mei 2024.
Berlatar sebagai dokter, tentu itu menjadi prioritas. Jusnan mengungkapkan, bahwa kondisi bayi berumur 1.2 Tahun itu sehat.
Namun masalah yang dihadapi keluarga adalah persoalan ekonomi. Mulai makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.
“Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial. Seseorang dikategorikan miskin ekstrem jika biaya kebutuhan hidup sehari-harinya berada di bawah garis kemiskinan esktrem,” katanya.
Selain dipastikan kesehatannya, keluarga dua bocah tersebut akan diberi rumah layak huni. Hal ini dirasa perlu mengingat kondisi ibu dan dua anak ini jauh dari kata layak.
“Kami sudah koordinasikan dengan pihak Perkim untuk pengadaan rumah layak huni ini,” katanya.
Terpisah Kadis Sosial Bolaang Mongondow Erni Mokoginta mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah masyarakat miskin ektrim berjumlah 3400 jiwa atau 721 kepala keluarga.
Jumlah tersebut terdapat di 200 deaa dan 2 kelurahan yang ada di 15 kecamatan. (*)