TOTABUAN.CO BOLMONG —Dampak tingginya curah hujan di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengakibatkan tergenangnya ratusan hektar sawah milik petani. Hal ini menjadi ancaman serius terjadinya gagal panen.
Hal itu dikatakan Pj Bupati Bolmong dr Jusnan Calamento Mokoginta disela-sela penyerahan pengisian Lumbung Pangan Masyaralat (LPM) di Desa Mopugat Utara Kecamatan Dumuga Utara Kamis 27 Juni 2024.
“Saya sudah melihat langsung kondisi sawah milik petani yang tergenang. Bahkan ada yang mendekati panen,ikut terdampak. Ini menjadi ancaman serius terjadinya gagal panen,” kata Jusnan Kamis 27 Juni 2024.
Jusnan mengatakan, efek dari tingginya curah hujan, membuat ratusan hektare lahan pertanian di sejumlah desa masih terendam banjir. Ancaman gagal panen pun membayangi petani dan dikhawatirkan kembali terjadi lonjakan harga pangan.
Pantauan media ini, sebagian besar lahan yang ada di wilayah Dumoga Bersatu masih terendam banjir dengan ketinggian 20-70 centimeter.
Dampak banjir ini akan dirasakan petani karena kegagalan panen sudah di depan mata.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Bolmong, secara keseluruhan jumlah lahan pertanian terdampak banjir kali ini mencapai ratusan hektare tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatam Dumoga, Kecamatan Dumoga Tengah, Kecamatan Dumoga Barat dan Kecamatan Dumoga Utara.
Bukan hanya lahan sawah, akan tetapi lahan pertanian jagung ikut terendam.
“Kita masih akan hitung dampak gagal panennya,” imbuhnya.
Itulah sebabnya lanjut Jusnan, pengisian lumbung pangan masyarakat ini bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
“Pengisian LPM ini untuk mengantisipasi kekurangan ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan dan atau keadaan darurat,” katanya.
Jusnan menjelaskan, pengembangan lumbung pangan masyarakat sebagai model perangkat ketahanan pangan masyarakat desa yang cukup efektif sebagai tempat penyimpanan, untuk menjaga stabilitas pasokan.
Pemerintah daerah melaksanakan pengembangan lumbung pangan masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan lumbung pangan, secara optimali dan penguatan kapasitas kelembagaannya.
“Dengan pemberdayaan tersebut diharapkan dapat dikembangkan lumbung pangan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan serta dapat berperan secara optimal dalam penyediaan pangan,” katanya. (*)