TOTABUAN.CO BOLMONG–Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bolaang Mongondow, terus memperhatikan nasib para guru yang bekerja di wilayah pelosok. Apalagi, mereka mengeluhkan kecilnya dana Tunjangan Penghasilan Guru (TPG).
Hak para guru itu dicairkan tiap triwulan sebanyak Rp850 juta untuk 1930 guru dan pengawas di Kabupaten Bolmong. Dari data ini, masing-masing guru hanya mendapatkan Rp250 ribu per bulan, sehingga totalnya adalah Rp750 ribu per triwulan, dipotong pajak.
“Memang dana itu dicairkan tiap 3 bulan,” kata Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan Sale Atilu SE.
Namun, para guru masih berharap agar pemkab menambah anggaran TPG. Pasalnya, dana tersebut sangatlah kecil dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga.
‘’Kami harapkan pemerintah dapat mempertimbangkan penambahan TPG. Lantaran, dana ini sangatlah kecil, apalagi kebutuhan pokok melonjak naik,” kata para guru dari pelosok Bolmong, saat bersua dengan media ini.
Sementara itu Bupati Salihi Mokodongan mengatakan, dana TPG merupakan bantuan langsung dari pemerintah pusat. Katanya, dana ini ditransfer pemerintah pusat ke kas daerah dan pihaknya tinggal meneruskan kepada para guru yang berhak mendapatkan dana ini.
“Dana ini serentak disalurkan di seluruh Indonesia. Sehingga, penambahan anggaran bukan kewenangan pemkab maupun Dinas Pendidikan Bolmong. Kita akan perjuangkan agar tahun ini bisa ada kenaikan,” jelasnya, Selasa (02/02).
Dikatakan, salah satu program yang ada pada visi dan misi pemerintahan Bolmong saat ini adalah peningkatan kemajuan dunia pendidikan.
“Sumber kemajuan daerah berawal dari dunia pendidikan. Jika kemajuan dunia pendidikan ditunjang dengan adanya kenaikan kesejahteraan para guru, saya yakin dan percaya kualitas SDM siswa dan siswi di Bolmong akan dapat bersaing dengan daerah lain,” tandas Salihi. (Has)