TOTABUAN.CO BOLMONG —Jumat kramat di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) akhirnya terbukti. Isyarat yang selama ini hanya berhembus di lorong-lorong kantor pemerintahan kini menjadi kenyataan. Bupati Yusra Alhabsyi SE MSi bersama Wakil Bupati Dony Lumenta, resmi melakukan mutasi terhadap sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) usai Jumat (19/9/2025).
Sejak pagi, suasana di lingkup Pemkab Bolmong terasa berbeda. Para ASN terlihat cemas, sebagian memilih menunggu di ruang kerja, sebagian lain berkumpul berbisik-bisik sambil menebak-nebak siapa saja yang akan “terpanggil” namanya. Istilah “Jumat kramat” seakan menemukan maknanya.
<span;>Menjelang siang, kabar itu benar-benar pecah. Satu per satu nama pejabat menerima undangan.Sejumlah pejabat beselin III mulai camat, kepala bidang ikut dalam rotasi kali ini.
Dalam sambutannya, Bupati Yusra menegaskan bahwa mutasi merupakan hal wajar dalam birokrasi.
“Rotasi dan mutasi bukan bentuk hukuman. Ini adalah kebutuhan organisasi untuk penyegaran. Kami ingin seluruh ASN bekerja lebih maksimal di posisi baru, sekaligus memberi ruang bagi lahirnya energi segar,” ujar Yusra.
<span;>Wakil Bupati Dony Lumenta yang mendampingi menambahkan, keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan matang.
Menurutnya, mutasi adalah bagian dari strategi memperkuat roda pemerintahan, agar pelayanan publik semakin baik.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri, perasaan beragam muncul di kalangan ASN. Ada yang menyambut gembira karena dipercaya memegang jabatan baru, ada pula yang terlihat tegang karena harus segera beradaptasi dengan tugas yang berbeda. Namun satu hal yang sama, semuanya harus siap dengan amanah yang telah diberikan.
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan digelar sederhana namun khidmat. Para pejabat yang dimutasi berjanji akan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Hari Jumat ini, sekali lagi membuktikan bahwa di Bolmong, tradisi mutasi pejabat di akhir pekan bukan sekadar cerita lama. Bagi sebagian ASN, Jumat benar-benar menjadi hari penuh kejutan ada yang menghela napas lega, ada yang menahan getir, namun semuanya tetap dalam bingkai pengabdian pada daerah. (*)