TOTABUAN.CO BOLMONG—Komposisi kepengurusan partai Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) berubah dari sebelumnya. Dari hasil Musda yang dilaksanakan pada November 2015 lalu, Aditya Anugerah Moha (ADM) terpilih secara aklamasi. Belum berjalan lama dan mengantongi SK, tiba-tiba kepengurusan PG dikembalikan lagi ke Marlina Moha Siahaan (MMS) sebagai ketua. Lantas apa yang melatar belakangi posisi kepengurusan dikembalikan ke MMS ?.
Kepenugrusan PG Bolmong tampaknya masih terus dipercayakan kepada MMS. Aditya Anugerah Moha yang sebelumnya menang secara aklamasi dikabarkan ditolak pihak Dewan Pengurus Pusat (DPP) PG. Informasi yang didapat dari pihak DPP, jika DPP tak menginginkan ADM untuk menahkodai PG Bolmong.
“Pekan lalu pengurus PG Bolmong berkunjung ke kantor DPP partai golkar dengan tujuan bertemu ketua OKK Pak Nurdin Halid. Namun tujuan pertemuan itu tidak mendapat restu. DPP malah mengintruksikan bahwa Musda dilakukan ulang dan diserahkan kepada MMS,” kata sumber terpercaya dari DPP PG.
Pihak DPP sendiri beralasan bahwa ADM masih diperlukan di DPP. Bahkan hasil Musda yang dimenangkan oleh ADM secara aklamasi langsung diintruksikan pihak DPP untuk memilih kembali.
“Bahkan Koordinator pemenangan wilayah Indonesia Timur Pak Ahmad Hidayat Mus menolak dan meminta Musda dilakukan ulang,” tambah sumber.
Terpilihnya MMS untuk memimpin PG Bolmong lima tahun kedepan menjadi tanya. ADM yang juga sebelumnya sudah terpilih secara aklamasi pada Musda yang dilakukan sebelumnya pada November 2015 lalu terpaksa dibatalkan.
Namun pihak DPD II PG Bolmong membatah soal isu tersebut. Sekretaris DPD II PG Bolmong Widy Mokoginta ketika dikonfirmasi membantah soal itu.
“Tidak seperti itu. Bukan ditolak, justru pihak DPP masih menginginkan ADM untuk menjadi pengurus DPP karena beliau (ADM Red) merupakan wakil bendahara umum,” kata Widy.
Dari hasil konsultasi kata Widy, DPP meminta agar Musda dilakukan ulang. “Nah kebetulan kader yang meminta bahwa MMS untuk memimpin lagi,” ujr Widy.
Terpisah ADM juga ikut membantah rumor soal penolakan dirinya menjadi ketua DPD II PG Bolmong. ADM mengatakan, bahwa dirinya masih dibutuhkan oleh DPP. Sebab dia juga masuk dalam pengurus harian di DPP. “Sulut hanya ada 2 orang saya dengan Pak Theo Sambuaga. Bahkan saya masih dipercayakan menjadi coordinator wilayah Sulut,” ujar anggota komisi XI DPR RI ini.
Soal isu penolakan, itu tidak benar. Sebab pengurus kecamatan yang juga hadir bertemu dengan pihak DPP. “Bisa dikroscek informasinya ke pengurus DPD II. Dan bukti saya diterima Ketum DPP PG dan bisa lihat saya barusan diundang resmi dalam jamuan makan siang,” ujarnya. (Has)