TOTABUAN.CO BOLMONG — Warga masyarakat di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Kecamatan Dumoga, mulai mengeluh dengan tingginya harga jual beras. Per kilo dijual dengan harga Rp12 ribu. Kalau perkarung atau 60 kilo harganya Rp720 ribu.
Dirinya berharap pemerintah tutun tangan untuk menekan tingginya harga beras saat ini. “Harapan kami pemerintah dapat mencari tahu penyebab kenaikan harga beras,” kata Rolli Manoppo, warga Desa Kinomaligan Kecamatan Dumoga Tengah Selasa (17/2/2015).
Menurut Rolli, biasanya dampak kenaikan harga barang dipengaruhi oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Tapi justru harga BBM sudah turun, justru harga beras naik.
“Sekarang harga BBM sudah turun, kok harga beras naik ,” tambahnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bolmong, George D Tanor saat dihubungi mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan di pasar. “Ada staf saya yang lakukan pemantauan di lapangan. Kalau di wilayah Inobonto berkisar pada harga Rp9 ribu sampai Rp11ribu. Mungkin yang harga Rp12ribu perkilo itu dari warung ke warung,” ujar George.
Selain itu lanjut Tanor, ada beberapa faktor yang jadi pemicu kenaikan harga. Yakni pasokan dari luar daerah, namun prosesnya lambat. Proses padi menjadi beras itu yang sedikit lambat karena faktor cuaca. Selain itu beras hasil panen ada yang tidak bagus.
“ Ini bukan gagal panen. Ada kemungkinan beras kualitas bagus ini yang harganya mahal,” jelasnya.(Has)