TOTABUAN.CO BOLMONG — Hingga kini harga beras disejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmomg) masih bertahan diangka Rp17.000 – Rp17.500 perkilo.
Harga tersebut belum berada di angka stabil. Meski begitu, upaya untuk menstabilkan harga masih terus dilakukan lewat Gerakan Pangan Murah (GPM) kerjasama dengan Bulog.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Bolmong I Wayan Mudiyasa mengatakan, GPM masih terus gencar dilaksanakan. Hal ini membantu untuk meringankan beban masyarakat.
Dia mengatakan, saat ini GMP yang dilaksanakan di Kabupaten Bolaang Mongondow sudah dititik ke 17.
“Untuk hari ini ada dua titik GMP yang kita laksanakan. Yakni di pasar Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat dan Desa Konarom Kecamatan Dumoga Tenggara. Ini sudah titik ke 17,” kata Mudiyasa Senin 28 Juli 2025.
Dua titik GMP yang dilaksanakan, 5 ton beras habis terjual. Beras yang dijual ke masyarakat ini, merupakan beras SPHP jenis premium.
Untuk setiap kemasan ukuran 5 kg dijual Rp62.000. Selain beras, juga tersedia minyak goreng dan gula.pasir.
Menurutnya, GMP di bulan Juli ini ditargetkan 80 ton. Namun kendati demikian, Bulog hanya mampu penuhi 5 ton setiap hari.
“Jika setiap hari terpenuhi 9 ton maka dipastikan bulan depan, harga beras akan stabil di Bolmong,” katanya.
Kepala Cabang Bulog Sub Drive Bolmong Ismail Azis, mengatakan permintaan 9 ton beras setiap hari belum bisa terlayani. Ia mengaku baru bisa melayani 5 ton setiap hari. Mengingat ada empat daerah juga melakukan program yang sama.
“Bukan persoalan stok. Tapi karena, ada empat daerah lagi melakukan program GMP,” kata Ismail.
Ia mengaku, setiap hari kurang lebih 10 ton beras SPHP yangnsidah dikemas dengan ikuran 5 kg, yang didistribusikan ke lima daerah di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Selain beras ada juga minyal goreng dan gula pasir. (*)