TOTABUAN.CO BOLMONG – Habitat Burung Maleo di Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara, terancam punah. Hal karena perilaku masyarakat lokal yang suka mengumpulkan telur burung maleo untuk dikonsumsi, diperjualbelikan, serta dijadikan cendera mata.
“Keberadaan satwa langka burung Maleo, kini terancam punah karena hewan khas yang hanya terdapat di Pulau Sulawesi ini semakin sulit ditemukan habitatnya,” kata Bupati Bolang Mongondonw Yasti Soepredjo Mokoagow saat memberikan sambutan pada kunjungan kerja Dirjen Konservasi sumber daya alam dan ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir Wiranto pada acara peresmian Sanctuary Maleo Tambun dan Muara Pusian bersama Jumat (20/7/2018).
Ia mengatakan, kondisi itu tidak bisa dibiarkan dan harus dilindungi. Menurut Bupati, Pemkab akan membuat rencana rencana membangun areal hutan yang dapat menjadi sarang burung Maleo melangsungkan hidupnya, atau sebagai habitat barunya yang jauh dari masyarakat yang dapat mengusiknya.
Ia juga meminta eksploitasi hutan tempat Maleo hidup dihentikan. Sebab, penghentian eksploitasi hutan bakau bagian dari bentuk pelestarian alam.
Menurutnya, burung Maleo yang mendiami kawasan itu sangat banyak. Namun terus diusik sehingga makin berkurang bahkan hampir punah.
“Burung Maleo dikategorikan burung yang terancam punah. Hal ini dikarenakan maraknya perburuan burung maleo ditambah lagi dengan perilaku masyarakat lokal yang suka mengumpulkan telur burung maleo untuk dikonsumsi, diperjualbelikan, serta dijadikan cendera mata,” kata Bupati.
Menurut Bupati, perlunya penanganan secara serius. Baik pemerintah desa dan kecamatan untuk mencegah kepunahan populasi burung Maleo. Ia menilai kepunahan terus mengancam habitat burung Maleo.
“Ini perlu adanya pelestarian serta kesadaran dari warga,” kata Bupati.
Dalam kunjungan kerja itu Bupati memberikan apresiasi juga kepada Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone serta jajaran pemerintah desa Pinonobatuan atas kerja keras dan upaya untuk tetap melestarikan habitat burung maleo.
Sebab burung Maleo merupakan hewan endemik Sulawesi sekaligus ikon kebanggaan khususnya bagi Kabupaten Bolaang Mongondow.
Dirjen konservasi sumber daya alam dan ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir Wiranto berharap dengan peresmian Santuary Maleo Tambun dan Muara Pusian akan lebih banyak lagi wisatawan asing dan wisatawan domestik yang datang berkunjung sehingga pendapatan ekonomi masyarakat lebih meningkat lagi.
Wiranto juga mengusulkan agar Pemkab Bolmong membuat kolam air panas yang ada di Santuary. Karena air panas di lokasi Santuary Maleo Tambun ini sangat bagus kualitasnya.
Penulis: Hasdy