TOTABUAN.CO BOLMONG – Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (PD2M PTM dan Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmong Wiyono mengatakan, pihaknya sudah langsung melakukan fogging ke daerah yang warganya terkena DBD. Ia mengatakan, warga yang terkena penyakit DBD sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) yang ada di Kotamobagu.
“Enam orang yang terkena DBD. Belum ada korban jiwa, namun kami langsung melakukan fogigng ke daerah mereka,” katanya.
Keenam warga yang terkena DBD itu berasal dari Kecamatan Dumoga Tengah. Mereka yang terkena DBD, rata-rata dewasa berumur 20 an tahun.
Ia menjelaskan, kasus DBD 2016 lalu di kabupaten Bolmong, ada 169 penderita. “Jadi, di antara 169 itu, satu orang yang meninggal yakni pada Januari 2016 di puskesmas Tadoy anak umur 3 tahun,” ujarnya.
Menurutnya, kalau dulu yang terkena penyakit tersebut, identik dengan umur, namun sekarang justru berbeda. “Waktu nyamuk mencari makanan, mulai pagi sampai pukul 10, kemudian sore setelah pukul 16:00. Nah, orang-orang pada jam tersebut kemudian berada di rumah. Itulah yang menjadi sasaran nyamuk. Bisa juga berlaku pada Pukul 11:00 kalau ruangan dalam rumah mereka itu ber AC sehingga nuansanya mirip dengan pagi,” katanya.
Lanjutnya, sekarang tidak lagi dilihat dari umur untuk menderita DBD, paling banyak pada ekonomi sudah termasuk tinggi. “Bisa juga orang yang tinggal di daerah yang mudah nyamuk berkembang,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Bolmong Jullin Papuling mengatakan, solusinya yang harus lakukan untuk mengatasinya adalah yang sakit segera diobati supaya tidak menularkan ke orang yang sehat. “Juga, lingkungan segera dikendalikan supaya tidak menjadi perindukan perkembangan nyamuk, serta menjaga lingkungan tetap bersih,” katanya. (Mg3)