TOTABUAN.CO BOLMONG – Puluhan tenaga medis yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) sampai detik ini, masih tetap bersabar. Kendati sudah empat bulan menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19, mereka masih rela menunggu, kapan insentif akan dibayar.
“Sudah empat bulan, kami belum dapat kabar apa-apa. Yang jelas sedikit kecewa, tapi kami tetap tegar,” ucap para tim medis.
Keberadaan tim medis ini rentan terpapar virus, terlebih mereka yang bertugas di ruang isolasi, tentu sangat berharap secepatnya tunjangan mereka dibayarkan. Mereka bertugas atas dasar surat keputusan. Termasuk tim medis di rumah sakit. Selain kecewa dengan lambatnya pembayaran, selama empat bulan bertugas menu makananan mereka juga kerap tidak mendapat perhatian.
“Masalah menu makanan yang selama 4 bulan ini hanya itu-itu saja tanpa dipikirkan pihak manajemen rumah sakit,” ungkap para tim medis yang meminta namnya tidak dipublish.
Masuk dalam tim medis penanganan Covid, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Namun selain karena tugas, juga ada secercah harapan yang disiapkan. Namun, harapan untuk menerima insentif, jawaban yang selalu diterima, yakni sedang dalam verifikasi.
“Sudah empat bulan ini, jawaban pihak dinas kesehatan lagi verifikasi. Setahu kami, anggaran tersebut sudah disiapkan,” sambung mereka.
Saking karena tugas dan tanggung jawab, bahkan ada tim medis mengaku selama tiga bulan tidak pernah pulang bertemu keluarga.
“Jangan-jangan Ibu Bupati tidak tahu soal keberadaan kami. Jadi tolong dibantu,” ungkap mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Bolmong dr Erman Paputungan ketika dikonfirmasi, mengaku jika insentif mereka sedang dalam proses. Pemprosesan tunjangan para tim medis yang masuk dalam tim penanganan Covid-19, sudah dirapatkan bersama para para kepala puskesmas.
“Sedang dalam proses. Tadi saja kita baru selesai rapat dengan para kepala puskesmas untuk membahas soal pembayaran insentif mereka,” kata Erman Rabu 22 Juli 2020.
Erman mengatakan, verifikasi yang dilakukan juga bukan hanya tim medis yang ada di puskesmas, tetapi hingga di rumah sakit.Erman mengaku tidak merinci berapa total jumlah tim medis yang masuk dalam tim penangangan Covid-19. Sehingga itu telah mengumpulkan 18 kepala Puskesmas untuk meminta data, sekaligus syarat untuk pembyaran. Seperti NPWP, KTP dan buku rekening.
“Kalau untuk Puskesmas, jumlahnya fluktuatif. Makanya sedang kita tungguh data dari Puskesmas,” kata Erman.
Berdasarkan data total dana yang disiapkan hasil refucusing, total Rp 102.306.980.329,64. Jumlah tersebut, terbagi penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi dan bantuan social net / jaring pengaman sosial.
Untuk penanganan kesehatan di RSUD Datoe Binangkang berjumal Rp10.234.682.291. Dinas Kesehatan Rp343.489.500 dan Badan Keuangan daerah (BTT) Rp20.978.637.170. Namun dari jumlah anggaran yang disiapkan itu, penyerapannya masih terbilang rendah.
Untuk RSUD Datoe Binangkang berjumlah Rp10.234.682.291, baru mampu direalisasikan Rp 714.121.047. Di Dinas Kesehatan Rp343.489.500, baru direalisasikan Rp176.048.461. Sedangkan di Badan Keuangan daerah (BTT) Rp20.978.637.170, baru terserap Rp6.627.674.000. (*)