TATABUAN.CO BOLMONG — Sisa puing rumah itu kini hanya menyisakan rangka kayu dan batu yang berserakan. Di antara lumpur dan genangan air kecokelatan, terlihat sepasang sepatu sekolah kecil yang masih menempel di reruntuhan—milik anak pemilik rumah yang kini mengungsi.
Itulah pemandangan memilukan di Desa Muntoi Timur, Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kamis (30/10/2025) pagi, setelah banjir bandang melanda kawasan ini sejak Rabu malam. Derasnya arus sungai yang meluap menghantam permukiman warga, menyeret apa saja yang dilaluinya.
Air sungai yang berubah warna menjadi cokelat pekat, membawa material lumpur, kayu, dan batu besar ke permukiman warga. Sejumlah dapur rumah di tepi sungai bahkan nyaris roboh akibat terkikis derasnya arus air.
“Air naik begitu cepat, kami tak sempat menyelamatkan barang-barang. Hanya bisa lari sambil bawa anak-anak,” tutur salah satu warga, dengan suara yang masih bergetar mengingat kejadian semalam.
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak sore membuat debit air sungai meningkat drastis. Sekitar pukul 22.00 WITA, air mulai meluap dan masuk ke rumah warga. Dalam hitungan menit, genangan berubah menjadi banjir bandang.
Di Desa Muntoi Timur, sedikitnya 90 jiwa terdampak, satu rumah hanyut terbawa arus, dan beberapa rumah lainnya rusak. Sementara di Desa Lobong, sekitar 40 jiwa ikut terdampak dengan beberapa rumah mengalami rusak sedang dan ringan.
Tak hanya di Passi Barat, banjir juga melanda tiga desa di Kecamatan Poigar: Wineru, Nonapan, dan Gogaluman. Hingga pagi ini, tim dari BPBD Bolaang Mongondow masih melakukan pendataan dan kaji cepat di lokasi. Bahkan mulai melakukan pembersihan rumah warga yang terendam lumpur.
Tim gabungan dari BPBD Bolmong, BASARNAS, TNI/Polri, Satpol PP, Damkar, serta TAGANA masih siaga di lokasi banjir. Mereka mengevakuasi warga yang terjebak, sekaligus membersihkan material yang menutup jalan dan halaman rumah warga.
Kepala Pusdalops BPBD Bolmong dalam laporannya menyebutkan, kendala utama di lapangan adalah cuaca yang masih hujan dan medan yang sulit dijangkau.
“Evakuasi masih terus dilakukan. Kita berharap cuaca membaik agar penanganan bisa maksimal,” demikian laporan tertulis BPBD.
Meski tidak ada laporan korban jiwa, rasa kehilangan tetap menyelimuti warga yang kini mengungsi di rumah keluarga dan fasilitas umum terdekat. Mereka hanya berharap ada uluran tangan dan bantuan dari pemerintah untuk memulihkan kehidupan mereka pasca banjir.
“Yang penting kami selamat dulu, soal rumah nanti kita pikirkan lagi,” kata seorang warga sembari menatap puing rumahnya yang kini tinggal kenangan. (*)






