TOTABUAN.CO BOLMONG —Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memaparkan hasil pemantauan Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Dumoga periode 2021–2024. Pemaparan ini bertujuan memberikan gambaran kondisi aktual kualitas air serta memperkuat langkah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Dumoga.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Bolmong, Deasy Makalalag menjelaskan, bahwa pemantauan dilakukan pada tiga segmen. Yakni, hulu, tengah, dan hilir yang mewakili wilayah berbeda berdasarkan tingkat aktivitas masyarakat maupun kegiatan usaha di sekitar sungai.
“Pemantauan kami dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisi air tetap terukur dan menjadi dasar evaluasi kebijakan,” jelasnya.
Hasil IKA menunjukkan beberapa parameter pencemaran masih berada di atas baku mutu, terutama Fecal Coliform, Total Coliform, dan TSS. Kondisi ini dipengaruhi perilaku pembuangan limbah domestik, aktivitas peternakan, serta kegiatan pertambangan di sejumlah titik sepanjang aliran sungai.
Pada beberapa tahun tertentu, parameter BOD dan sianida (CN) juga ditemukan melampaui nilai acuan. Meski demikian, kadar merkuri (Hg) masih tercatat di bawah ambang batas, namun tetap menjadi perhatian karena bersumber dari aktivitas penambangan emas.
Selain itu, pemetaan fungsional DAS Dumoga dan identifikasi wilayah sungai strategis menjadi bagian dari upaya memastikan pengelolaan sumber daya air berjalan sesuai ketentuan. Sungai Dumoga sendiri masuk dalam wilayah sungai Dumoga–Sangkub yang melintasi dua provinsi, sehingga koordinasi lintas daerah menjadi penting.
Pemkab Bolmong melalui DLH menegaskan komitmen melaksanakan perlindungan dan pengelolaan mutu air sesuai amanat UU Nomor 32 Tahun 2009. Termasuk di dalamnya pengawasan aktivitas usaha, pembinaan masyarakat sekitar sungai, serta penegakan hukum bagi pihak yang terbukti melakukan pencemaran.
“Upaya menjaga kualitas air sungai bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, dunia usaha, dan komunitas lingkungan,” tambah Deasy.
Ia berharap informasi mengenai kondisi kualitas air Sungai Dumoga dapat menjadi dasar penguatan kebijakan dan penataan lingkungan hidup demi menjaga keberlanjutan ekosistem serta ketahanan sumber daya air di daerah. (*)






