TOTABUAN.CO BOLMONG — Setelah DBD merengut bayi di Desa Tadoi Kecamatan Bolaang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) kini satu balita di Desa Dumara, Kecamatan Dumoga Tenggara (Dumtra) meninggal akibat terkena diare. Dari informasi yang dihimpun, saat ini 11 kasus diare yang terjadi di dua kecamatan. Yakni Kecamatan Dumoga Tenggara 8 kasus dan Kecamatan Sangtombolang 3 kasus.
Kepala Puskesmas Mopuya, Robby Kawengian mengatakan, awalnya balita tersebut dirawat di klinik Mopuya, Kecamatan Dumoga Utara. Namun karena diagnosanya mengalami gangguan pencernaan. Namun, tidak ada perubahan, balita tersebut dirujuk di RS (Rumah Sakit) Kotamobagu.
“Sebelum meninggal pasien mengalami dehidrasi akut. Kemudian dari 8 penderita 7 lainnya sudah sembuh,” aku Robby
Dirinya mengaku, dari 8 kasus yang ditemukan di desa tersebut, terdiri dari 3 orang dewasa dan 5 balita. Petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling) langsung mengroscek di lapangan guna mencari tahu penyebab diare tersebut.
Kepala Dinkes Bolmong, Drg Rudiawan menuturkan, munculnya penyakit diare tersebut berawal dari kebersihan lingkungan yang tidak terjaga.
“Petugas kami mengecek di lapangan ternyata bakterinya berasal dari dot yang biasa dipakai oleh balita tersebut,,” tuturnya.
Diketahui, penyebab peningkatan penyakit diare bermula dari tanda-tanda enceran tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB), dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri e-Coli (Escherichia coli). (Mg3)