TOTABUAN.CO BOLMONG– Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Yasti Soepredjo Mokoagow memaparkan kondisi pelayanan kesehatan di hadapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) pada kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), yang digelar di Manado, Jumat (11/8).
Dalam pemaparan, Bupati terlebih dahulu menjelaskan secara singkat terkait keberadaan daerah Bolmong, kepada Menkes RI, Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek Sp M (K).
Ia mengungkapkan Bolmong merupakan daerah terluas di Sulut. Sebab hampir 30 persen dari luas Provinsi Sulut.
Di hadapan Menkes, dia mengaku, tidak ingin meminta pembangunan rumah sakit. Karena menurutnya, di Kotamobagu ada rumah sakit rujukan regional. Rencana Bolmong akan lebih fokus untuk pembangunan puskesmas pratama.
“Saya akan fokus pada puskesmas-puskesmas pratama karena jaraknya yang cukup berjauhan,” katanya.
Politisi PAN ini, menuturkan, sekarang ini Bolmong memiliki 13 Puskesmas. Namun keberadaan puskemas itu bukan puskesmas rawat inap. “Dokter yang ada di puskesmas juga rata-rata dokter umum,” tumbahnya.
Untuk itu, Bupati pilihan rakyat Bolmong 2017 ini meminta, agar pemerintah pusat melalui Kemenkes dapat menurunkan dokter ahli (spesialis).
“Jangan hanya bertumpuk di provinsi saja. Tolong disebar ka daerah khususnya di BMR. Karena kalau kesehatan kita baik tentu IPM (indeks pembangunan manusia) kita Insya Allah juga akan membaik,” jelasnya.
Di sisi lain, di hadapan Menkes RI, Bupati juga mengeluhkan pengadaan obat-obatan yang sering terlambat ke daerah apalagi ke kecamatan. Oleh sebab itu, Pemkab meminta kepada Kemenkes pada triwulan pertama, obat-obatan sudah ada di gudang daerah, pungkasnya.
Sekadar informasi, kehadiran Menkes RI kemarin, guna menghadiri rapat kerja kesehatan daerah Provinsi Sulut tahun 2017. Kegiatan tersebut juga dirangkan dengan penandatangan MoU Kabupaten/Kota sehat dengan pemerintah pusat.(**)