TOTABUAN.CO BOLMONG—Peredaran narkotika terus menjadi perhatian serius pemerintah. Di mana dari 354 jenis narkotika baru, kini 36 jenis narkotika sudah masuk di Indonesia.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulut AKBP Sumirat Dwiyanto mengatakan, dua pekan lalu, aparat dari Polresta Manado mengamankan 13 anak mudah. Mereka diamankan karena teler. Manun setelah dibawa ke BNN mereka ternyata positif menggunakan ganja sintesis.
“Hasil uji laboratorium di Makassar, 13 anak mudah itu ternyata positif menggunakan ganja sintesis,” kata Sumirat saat diwawancarai usai acara persemian kantor BNN Bolmong di Lolak Selasa (3/11).
Ia menjelaskan, narkotika jenis baru itu berasal dari 354 jenis narkotika baru yang berada di Dunia. Dan saat ini sudah masuk ke Indoneasi sudah 36 jenis.
Ganja Sintesis merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan efek halusinasi. Zat itu memiliki sifat cannabinoid atau halusinogen atau halusinasi. Selain itu zat kimia yang terdapat pada ganja sintetis itu, yakni bahan sintetis yang dibuat untuk meniru efek halusinasi pada ganja.
“Kalau kita bicara ganja, heroin kokain itu sudah biasa. Tapi saat ini ada jenis narkotika baru yang memang sudah dimodifikasi lagi. Bahkan ia mengaku pihaknya menemukan minuman jenis Cap tikus di Tomohon tapi sudah dikemas dengan pewarna,” tambah Sumirat.
Sehingga dengan diresmikannya kantor BNN Bolmong merupakan salah satu tonggak sejarah. Sebab Bolmong merupakan daerah lintasan atau transit bagi para pengedar trans Sulawesi.
“Kita berharap dengan adanya kantor BNN di Bolmong bisa mencegah peredaran narkotika yang bisa saja masuk dari arah perbatasan,” ujarnya.
Namun meski demikian, untuk Bolmong sendiri masih dibilang aman dari peredaran. Namun pihaknya terus memantau soal jaringan pengedar yang bisa saja melintas atau masuk lewat pelabuhan laut. (Has)