TOTABUAN.CO POLITIK – Beberapa hari terakhir, warga Bolaang Mongondow (Bomong) dibuat kaget dengan beredarnya chatting WhatsApp di media sosial.
Chatting WhatsApp itu, diduga melibatkan Ketua DPD I Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu yang tidak lain adalah bakal calon Gubernur Sulut.
Dalam isi chatting tersebut, CEP sapaan Christiany Eugenia Paruntu itu melontarkan peryataan yang dinilai menghina warga Bolmong saat menjawab pertanyaan salah satu warga lewat chatting di WhatsApp.
“Aduh makasih so batanya pa ibu seperti ini, melki ibu cuma mo seinga dari dulu ibu pe pembantu di rumah itu orang orang sanger dorang ibu percaya skali jadi ibu so nda ambe orang sanger ba papan dua pa ibu karena ibu yakin orang sanger bisa di percaya beda dengan orang bolmong dorang gampang torang bekeng bodok pokonya ngoni tenang melki doakan ibu menang orang sanger pasti ibu perhatikan ne Tuhan berkati happy sunday salam sama keluarga”
Pernyataan itu viral di media sosial meski masih sebatas duga-duga soal keterlibatan sang Bupati Kabupaten Minahasa Selatan dua periode itu.
Protes dan kecamatan atas pernyataan itu kini mulai datang dari berbagai kalangan. Seperti dari Ketua KNPI Bolmong Abdusalam Bonde. Dia mengatakan, jika chatting di WhatsApp pribadi CEP itu benar, sangat disayangkan dan perlu disikapi karena sebagai bentuk pelecehan terhadap warga Bolmong.
“Jika itu benar, maka ini adalah bentuk pelecehan terhadap warga BMR, sehingga perlu ada pembuktian terbalik dari ibu CEP agar hal ini tidak merugikan ibu CEP sendiri,” katanya.
Menurutnya pernyataan itu sangat melukai dan menyakitkan hati warga BMR bahkan dapat merusak hubungan baik yang selama ini terbangun.
“Tentu sebagai orang Bolmong sangat tesinggung dengan pernyataan ini. Benar atau tidak, tentu harus ada langkah hukum,” katanya.
Selain pernyataan dari Ketua KNPI Bolmong, Ketua Anshor Bolmong Supandri Damogalad ikut mengecam pernyataan yang diduga dilontarkan pasangan Sehan Salim Landjar (SSL) yang maju di Pilgub Sulut ini.
“Meski pernyataan ini masih sebatas duga-duga, namun ini menyakitkan hati bagi warga Bolmong,” katanya.
Kendati demikian, Supandri tidak mau berspekulasi labih jauh. Dia menyarankan untuk melapor karena jangan sampai ada oknum yang sengaja menciptakan isu yang berujung pada pembenturan dimoment Pilkada saat ini.
Tokoh masyarakat adat Bolmong Hairun Mokoginta ikut juga memberikan pernyataan terkait dugaan itu.
“Jika benar pernyataan itu, sebagai warga Bolmong sangat disayangkan. Sebab, dalam adat Bolaang Mongondow terdapat toleransi berbudaya,” ucapnya.
Toleransi yang dimaksud lanjut Hairun, yakni Mooureaan yaitu, dibutuhkan keiklasan masing-masing. Sehingga jika ada benturan maka kedua belah pihak saling memaafkan. Kedua Mooaheran yaitu saling menghargai siapa pun yang datang. Termasuk yang datang di Bolmong, dan yang ketiga Mobobangkaan, yaitu saling menghormati.
“Tentu sebagai orang Mongondow yang memahami adat isitiadat. Kalaupun itu benar pernyataan itu sudah termasuk menyinggung perasaan adat Mongondow,” tegasnya.
Disentil langkah selanjutnya, Ia mengatakan belum ada. Tapi, jika dia merasa bersalah maka harus ada permohonan maaf.
“Iya, dia harus minta maaf dulu,” tuturnya.
Terpisah Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow mengaku, sudah membaca soal isi obrolan tersebut. Yasti mengaku kesal terhadap pernyataan yang diduga melibatkan CEP lewat chatting di whatsapp yang kini sudah berseliweran di media sosial.
“Jika itu benar, sebagai Bupati Bolmong tentu tersinggung jika dikatakan warga Bolmong mudah dibodohi,” ucap Yasti.
Yasti menegaskan, akan bersama-sama dengan tokoh adat, tokoh masyarakat serta sejumlah elemen masyarakat Bolmong, untuk melapor. Dia menilai, pernyataan ini sebagai bentuk pelecehan terhadap warga Bolmong.
“Meski ini sifatnya dugaan, tapi kami berencana akan melapor,” tegasnya.
Yasti mengatakan, dugaan pernyataan yang diduga dilontarkan oleh CEP menyakiti hati masyarakat dan penghinaan kepada masyarakat Bolmong. Oleh sebab itu lanjutnya, sebagai Bupati akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas mencari tahu apakah benar isi kalimat yang dilontarkan oleh CEP.
“Kalau ini benar, maka saya meminta kepada seluruh rakyat Bolmong untuk mengharamkan saudara Christiany Eugenia Paruntu menginjakan kakinya di tanah Bolaang Mongondow. Jika itu benar, kehadiran CEP di Bolmong hanya akan membodohi masyarakat Bolmong,” tegas Yasti
Christiany Eugenia Paruntu ketika dikonfirmasi lewat Whatsapp terkait dengan dugaan tersebut belum menjawab.
Sekretaris DPD I Golkar Sulut Rasky Mokodompit membantah soal tudingan tersebut yang kini beredar di media sosial.
Menurut Rasky, ada oknum-oknum yang sengaja menciptakan isu untuk menjatuhkan CEP terlebih dalam menghadapi Pilgub Sulut.
“Tidak mungkin sekelas kepala daerah mengeluarkan pernyataan seperti itu. Karena bisa saja dimoment Pilgub ini, ada oknum yang ingin menjatuhkan CEP di mata warga Bolmong khususnya warga di BMR,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Provinsi Sulut ini.
Rasky juga menegaskan, partai Golkar sedang melakukan upaya untuk mencari tahu siapa dalang yang menciptakan isu tersebut.
Dia mengajak, di moment Pilkada seperti seharusnya adu konsep bukan saling menjatuhkan dengan isu-isu murahan. (*)