TOTABUAN.CO BOLMONG— Kisruh PT Malisya Sejaterah dengan warga Tiberias Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) hingga kini terus berlanjut. Selasa 2 Mei 2017, Polres Bolmong akhirnya mengamankan puluhan warga yang diduga sebagai pemicu bentrok antara warga dengan karyawan perusahan.
Kasat Reskrim Polres Bolmong AKP Hanny Lukas menjelaskan, bentrok dipicu karena sejumlah warga menghalangi pihak perusahan yang akan mengambil hasil buah kelapa di perkebunan yang dikontrak perusahan.
“Bentrok dipicu, karena sejumlah oknum mengahalangi pihak perusahan untuk mengambil hasil buah kelapa,” kata Hanny.
Saat turun ke lokasi, aparat mengamankan kurang lebih 30 orang yang diduga sebagai pemicu bentrok tersebut. Mereka diamankan bersama barang sajam.
Menurut Hanny sejak awal demo penolakan aktivitas perusahan, beberapa oknum sudah menjadi target karena sering bikin keributan di lokasi perusahan. Beberapa kali dilakukan mediasi oleh aparat dan pemerintah desa, tidak digubris.
“Sudah beberapa kali kita peringatkan untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Semua aspirasi disampaikan secara teratur dan tidak mengganggu keamanan,” tuturnya.
Sebelumnya aksi dari karyawan PT Malisya Sejahtera bersama warga yang mengatasnamakan Solidaritas Masyarakat Cinta Damai Tiberias (Solmadtibe) menggelar aksi unjukrasa di kantor Bupati Bolmong lalu.
Aksi demo itu guna menyuarakan dukungan masyarakat kepada PT Malisya Sejahterah, untuk lakukan pengembangan kelapa genjah atau perkawinan kelapa biasa dan hibrida di atas ratusan Hektare (Ha) lahan Hak Guna Usaha (HGU) di Kecamatan Poigar.
Aksi demo itu meminta Polres Bolmong untuk memberantas premanisme dan oknum provokator di Desa Tiberias yang mengintimidasi para pekerja di perusahaan tersebut.
Menurut warga mereka mendukung kehadiran PT Malisya Sejahterah di Desa Poigar dan mendukung kegiatannya di areal HGU.
Warga pro perusahan juga menolak seluruh tindakan-tindakan yang dilakukan para oknum yang selalu mengatasnamakan masyarakat Desa Tiberias. Alasannya, karena tindakan itu telah menimbulkan keresahan dan perpecahan di desa, bahkan telah menimbulkan korban.
Penulis: Hasdy