TOTABUAN.CO BOLMONG — Badan Pangan Nasional (BAPANAS) turun langsung ke Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dalam rangka pengecekan stom jagung di gudang CDC Bulog di Kecamatan Lolak.
Kunjungan BAPANAS itu dipimpin Sekretaris Utama Sarwo Edhy didampingi Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Sulut Jemmy Lampus, Kadis Ketahanan Pangan Bolmong I Wayan Mudiyasa dan Pincab Bulog Bolmong Ismail Haris.
Menurut Kadis Ketahanan Pangan Bolmong I Wayan Mudiyasa, kunjungan ke gudang CDC Bulog, dalam rangka menindaklanjuti keluhan masyarakat peternak ayam karena kekurangn stok jagung di lapangan. Selain itu tingginya curah hujan di Kabupaten Bolmong yang menyebabkan terjadi gagal panen.
Mudiyasa menjelaskan, ada beberapa point yang didapat, pada kunjungan BAPANAS lewat sekretaris utama. Yakni melakukan kunjungan ke gudang CDC Bulog di Lolak, dan meminta untuk menjual sembilan ribu ton jagung kering untuk dijual ke peternak ayam dengan harga 5.200 per kilo.
“Ada kurang lebih 9000 ton jagung kering di 3 silo. Jagung tersebut sudah 3 hingga 4 bulan berada di gudang CDC. Masyarakat peternak ayam yang butuh jagung langsung membeli dengan harga 5.200 per kilog di gudang CDC Bulog di Lolak,” kata Mudiyasa Jumat 30 Agustus 2024.
Sebelumnya, Mudiayasa mengatakan, Sekretaria Utama BAPANAS menyerahkan beras di Balai Desa Lolak.
Menggelar GPM di Desa Mariri
Pada hari yang sama, Dimas Ketahanan Pangan Bolmong melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Desa Mariri Kecamatan Poigar.
GPM kata Mudiyasa, menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dalam rangka mengendalikan inflasi khususnya inflasi pangan.
Ia mengatakan program GPM ini sangat membantu masyarakat luas dalam pemenuhan pangan sebagai kebutuhan dasar.
“Seperti yang Bapak Presiden sering sampaikan bahwa Pemerintah harus selalu hadir di tengah masyarakat untuk memastikan bahwa pangan tersedia sepanjang waktu, merata di setiap wilayah dengan harga terjangkau,” katanya.
Dengan adanya kegiatan GPM ketersediaan bahan pangan muda di dapat dengan harga terjangkau.
“Selain menciptakan ekosistem pangan yang baik dari hulu hingga hilir, GPM ini juga menjadi instrumen yang mendorong pengendalian inflasi,” katanya.
Gerakan Pangan Murah yang digelar di Desa Mariri menyediakan 1.5 ton beras, telur, gula pasir, minyak goreng. (*)