TOTABUAN.CO BOLMONG – Banyaknya penjual eceran bahan bakar minyak (BBM) disaat krisis BBM yang terjadi di Bolmong Raya, dinilai ada oknum-oknum yang memanfaatkan untuk mencari keutungan lebih.
Personil Komisi III DPRD Bolmong Chairun Mokoginta menilai, dinas pertambangan dan energy sangat lemah dalam mengawasi distribusi BBM di SPBU.
Menurut Chairun, walaupun stok BBM di SPBU habis namun di sejumlah penjual eceran yang ada di pinggiran jalan, cukup banyak bensin yang tersedia.
“Kami menduga ada permainan antara petugas SPBU dengan para pembeli BBM, meski aparat kepolisian berjaga di SPBU,” kata dia.
Dia menilai dinas pertamambangan dan energi Bolmong lemah. Seharunsya pengisian harus diawasi. Sebab bisa saja itu dilakukan oleh kendaraan secara berulang-ulang.
Dari pantauan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bolmong, belum berjalan normal. Antrian panjang masih menjadi pemandangan sehari-hari.
Seperti SPBU Kosio Kecamatan Dumoga Barat, SPBU Tuyat Kecamatan Lolak, dan SPBU Poigar. Tak berselalang lama SPBU pun ditutup karena kehabisan BBM. (Irgi)