TOTABUAN.CO BOLMONG –Duka atas musibah banjir bandang yang terjadi di tiga desa Kecamatan Sangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) masih dirasakan warga.
Banjir bandang yang menerjang sebagian rumah penduduk, meninggalkan kesedihan. Harta benda mereka dibawa banjir, termasuk perlengkapan sekolah para siswa.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong Haris Dilapanga, saat ini bantuan seragam yang masuk hanya untuk pelajar tingkat SMA dan SMP.
“Berdasarkan catatan di Posko, seragam yang masuk itu untuk pelajar tingkat SMA dan SMP. Kurang lebih lima pasang,” kata Haris ketika dikonfirmasi Minggu 8 Maret 2020.
Namun Haris tak menampik jika ada sumbangan seragam dari masyarakat yang langsung diserahkan kepada korban.
“Kita tidak bias melarang masyarakat menyerahkan langsung kepada warga korban banjir. Tapi ini butuh koordinasi biar terdata,” katanya.
Haris mengimbau untuk donator yang akan menyumbang sebaiknya mengkonfimasi apa-apa yang menjadi kebutuhan.
“Salah satu perlengkapan sekolah. Itu merupakan hal yang paling mendasar. Seperti tas, seragam, sepatu kaos kaki, buku tulis, dan perlengkapan sekolah lainnya,” kata Haris.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Bolmong Renty Mokoginta mengatakan, upaya pemulihan terus dilakukan. Termasuk pembersihan ruangan sekolah yang terdampak banjir. Di mana lima hari peristiwa itu, proses belajar mengajar dihentikan dan kini sudah normal kembali.
“Senin besok, proses belajar mengajar sudah normal,” ujar Renty.
Kendati demikian, siswa tidak dipaksakan untuk datang ke sekolah. Kesedihan dan rasa trauma yang masih menyelimuti, tak memaksakan siswa-siswi untuk datang ke sekolah.
“Ta dipaksakan. Jika para siswa-siswa akan ke sekolah, tidak juga diwajibkan pakai seragam putih merah atau putih biru. Bisa juga datang pakai baju biasa,” tuturnya.
Dia mengatakan, sedang mendata berapa siswa siswi yang membutuhkan perlengkapan sekola. Saat ini sumbangan lewat dinas pendidikan ada tiga karung dan akan dislaurkan kepada mereka yang membutuhkan.
“Bantuan itu hanya seragam. Belum termasuk buku tulis, alat tulis menulis dan perlengkapan sekolah lainnya,” tandas Renty. (*)