TOTABUAN.CO BOLMONG — Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) sejak Rabu (29/10) malam, menyebabkan banjir di sejumlah desa. Air dengan ketinggian antara 80 sentimeter hingga 1,5 meter merendam pemukiman warga di Kecamatan Passi Barat dan Poigar.
Berdasarkan laporan awal yang diterima Pusdalops BPBD Kabupaten Bolmong pada pukul 22.30 WITA, banjir mulai melanda sekitar pukul 22.00 WITA. Tim reaksi cepat (TRC) BPBD bersama unsur TNI, Polri, dan Basarnas langsung bergerak menuju lokasi sekitar pukul 23.00 WITA untuk melakukan evakuasi.
Wilayah paling terdampak berada di Kecamatan Passi Barat, tepatnya di Desa Muntoi Timur dan Desa Lobong.
Di Desa Muntoi Timur, tercatat sekitar 90 jiwa terdampak, dengan 1 rumah hanyut dan 3 rumah rusak ringan. Sementara di Desa Lobong, sekitar 40 jiwa terdampak, 1 rumah mengalami rusak sedang, dan 5 rumah rusak ringan.
Di Kecamatan Poigar, banjir juga melanda Desa Wineru, Nonapan, dan Gogaluman. Namun hingga Kamis pagi, petugas masih melakukan pendataan di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Bolmong melalui Pusdalops melaporkan, setelah menerima informasi dari masyarakat dan pemerintah desa, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BASARNAS Pos Siaga SAR Kotamobagu, TNI/Polri, serta instansi terkait.
Tim SAR gabungan memaksimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk mengevakuasi warga yang terdampak.
“Petugas masih melakukan kaji cepat dan evakuasi lanjutan. Kendala di lapangan cukup besar karena cuaca masih hujan dan kondisi malam hari,” ujar laporan tertulis Pusdalops BPBD Bolmong, Kamis (30/10/2025) pukul 05.00 WITA.
Hingga laporan terakhir, belum ada korban jiwa yang dilaporkan akibat bencana ini. BPBD Bolmong memastikan pemantauan di lokasi terdampak tetap dilakukan 24 jam.
Sejumlah kebutuhan mendesak telah diidentifikasi, antara lain makanan siap saji, perlengkapan tidur, alat berat untuk pembersihan material dan normalisasi sungai, serta mobil damkar untuk membersihkan lumpur di jalan-jalan yang tergenang.
BPBD juga merekomendasikan agar pemerintah daerah segera menggelar rapat koordinasi penetapan status keadaan darurat agar penanganan bencana bisa dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.
Saat ini, personel gabungan dari BPBD, BASARNAS, Satpol PP dan Damkar, TNI/Polri, TAGANA, serta pemerintah desa masih berada di lapangan untuk membantu warga terdampak dan memulihkan akses di sejumlah titik banjir. (*)








