TOTABUAN.CO BOLMONG — Aktivitas tambang emas PT JResources Bolaang Mongondow (JRBM) mulai menimbulkan dampak bagi masyarakart lungkar tambang. Dimana sisa sisa buangan limba dan lahan yang tekena air hujang diduga mengalir ke sungai Dumagin Kecamatan Pinolosian Timur Kabupaten olaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Luapan terjadi akibat tingginya debit hujan itu masuk ke aliran Sungai Dunagin yang diduga telah mencemari air sungai setempat.Dampaknya tidak saja terhadap ikan-ikan yang mati, akan tetapi berbahay bagi manusia.
“ Air Asam Tambang (AAT) yang ada di kolam endapan (Sediment Pond), berupa bahan padat dari air buangan tambang, pengelolaannya diduga tidak sesuai serta diabaikan. Nah ini yang meluap hingga ke sungai,” kata sumber.
Menurut sumber resmi, salah satu kolam yang ada di CP 5, sudah penuh dengan lumpur. Namun diiarkan pihak perusahaan dan hanyut di sungai.
“Sungai Dumagin makin parah dan berbahaya, ” tambah sumber yang meminta namanya untuk tidak dipublis.
Manajemen PT JRBM mellaui Humas Kisman Paputungan enggan memberikan komentar. Dia malah mengarahkan ke tim yang lebih teknis. “Soal itu, silahkan hubungi mereka dibagian terkait, karena ini sudah berbicara data, hitungan serta bahan kimia. Tentunya mereka yang lebih paham. Apalagi saya belum melihat lokasi itu,” ujarnya.
Sekedar Salah satu dampak dari kegiatan pertambangan adalah munculnya air asam tambang. Air asam tambang ini merupakan air asam yang terbentuk karena adanya kontak antara batuan yang bersifat asam (sulfida mineral) dengan udara atau air. Pembentukan air asam tambang ini terjadi karena adanya proses oksidasi yang terjadi pada batuan yang mempunyai kandungan pyrite setelah mengalami kontak dengan oksigen baik yang terdapat pada air maupun udara. Air tersebut kemudian akan mengalami perubahan pH menjadi 2-3. Logam yang terkena air dengan kondisi pH seperti ini bisa terlarut.
Air asam tambang yang mengadung logam berat, yang mengalir ke sungai, danau atau rawa akan merusak kondisi ekosistem yang ada disungai tersebut. Hal ini tentu saja akan menyebabkan adanya penurunan kualitas air. Selain itu air asam tambang dapat mempengaruhi bentang alam, perubahan struktur tanah, perubahan pola aliran permukaan dan air tanah serta komposisi kimia air permukaan.
Air asam tambang ini dicirikan dengan rendahnya pH dan tingginya senyawa logam tertentu seperti besi, alumunium, mangan. Pyrite (FeS2) merupakan senyawa yang umum dijumpai di lokasi pertambangan. Selain Pyrite masih ada berbagai jenis sulfida logam yang mempunyai potensi membentuk air asam tambang seperti : marcasite, pyrrhotite, chalcocite, covellite dll.
Mengingat bahaya dari air asam tambang ini bagi lingkungan maka perlu kiranya dilakukan upaya pencegahan dan penanganan air asam tambang. (**)