TOTABUAN.CO BOLMONG— Setelah diparipurnakan, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun anggaran 2017 Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong) kini mulai dievaluasi di tingkat Provinsi. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang dipimpin Sekda Bolmong Tahlis Gallang, serta tim Badan Anggaran DPRD duduk bersama untuk membahas terkait anggaran yang disusun tersebut.
“Sudah mulai dievaluasi di tingkat provinsi,” ujar Sekda Bolmong Tahlis Gallang Selasa (26/9).
Tahlis belum menjelaskan sejauh mana koreksi yang dilakukan tim anggaran provinsi. Namun jika perlu dikoreksi, Pemkab akan menindak lanjuti untuk diperbaiki.
Tahlis mengatakan, meskipun dalam konsultasi adanya pergeseran anggaran, namun hanya sebatas penataan pos anggaran. Sebab, anggaran perubahan Pemkab Bolmong umumnya katagori sehat yang lebih menyentuh pada pembangunan infrastruktur dan pelayanan public.
Salah satu target yang harus diperbaiki yakni realisasi anggaran yang disusun pada Rancangan Kerja Anggaran (RKA) dapat berjalan dengan maksimal. Sehingga, penyusunan draf APBDP tidak mengalami penurunan justru yang terjadi ada kenaikan belanja daerah.
Hasilnya dapat dilihat dari postur draf APBDP 2017 yang dievaluasi . Komponen belanja daerah yang awalnya hanya sebesar Rp 991. 930. 597.644 naik 8,23% menjadi Rp 1. 073. 600. 036. 747. Kenaikan belanja daerah kata mantan Sekkot Kotamobagu ini, terbagi atas belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung awalnya hanya Rp 598.906.803.791 naik menjadi 2, 68 % menjadi Rp 605. 729. 245. 758. Sementara belanja langsung awalnya Rp 402. 023. 793. 852 mengalami kenaikan 16, 38 % menjadi Rp 467. 870. 790. 988. Kenaikan belanja daerah tersebut sangat dipengaruhi kebijkan Bupati dan Wakil Bupati untuk menaikan target PAD yang berkisaran 75 %. Tak hanya itu, Ia mengungkapkan, dana perimbangan juga naik, yang sebelumnya Rp 715. 221. 259. 000 menjadi Rp 754. 431. 435. 000. Ditambah pula pendapatan lain-lain daerah yang sebelumnya Rp 214. 940. 048.668 menjadi Rp 221. 701. 405. 880. Ini semua berpengaruh dan menjadi faktor naiknya belanja daerah.
“Kenaikan drastis belanja daerah dan PAD di Bolmong menjadi modal awal tanda-tanda mampu membawa perubahan besar di Bolmong dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. Yang menjadi faktor kenaikan belanja daerah merupakan perubahan total serta dilakukan penghematan anggaran di setiap SKPD. Soal pemotongan anggaran itu wajar karena kita sedang memperbaiki sistim tata kelola keuangan daerah. jika semua sudah tertata maka setiap kegiatan pasti akan bisa berjalan dengan maksimal,” jelasnya.(Mg3)