TOTABUAN.CO BOLMONG – Ratusan warga korban patahan tanah Desa Poyuyanan Kecamatan Passi Barat, hingga kini masih bertahan di tenda darurat yang dibangun di lapangan olahraga desa tersebut. Lin Mokodompit (46) warga Poyuyanan mengaku, sudah sehari mereka menempati tenda yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu. Untuk kebutuhan makan dan minum, mereka mendapat suplai dari Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong).
“Sekali-sekali kami melihat kondisi rumah yang lantai dan didindingnya telah retak,” katanya ketika diwawancarai di lokasi pengungsian, kemarin.
Selain orang dewasa, anak-anak juga ikut memadati tenda darurat. Namun, menurut Kepala Desa (Kades) Sjahri Potabuga, kebutuhan mendapatkan pendidikan di sekolah anak-anak tersebut tetap terpenuhi. “Saat jam sekolah, anak-anak tetap pergi ke sekolah,” ujarnya.
Bantuan bagi para korban kata Sjahri, selain makanan dan air bersih, obat-obatan juga disiapkan. “Puseksmas juga siap setiap saat ketika ada korban yang membutuhkan pelayanan kesehatan,” katanya.
Menurut penuturan Sjahri, peristiwa serupa pernah terjadi di desa itu pada tiga tahun silam. Namun, tak separah yang terjadi saat ini. “Ketika itu kami juga langsung melaporkannya ke Pemkab. Memang ini yang parah,” ujarnya.
Dalam peristiwa patahan tanah itu, sebanyak 36 kepala keluarga (KK) terancam kehilangan tempat tinggal. Rumah yang mereka tempati selama ini, yang dibangun di perbukitan, terancam terbawa tanah longsor. Pergerakan tanah itu diduga disebabkan pengikisan akibat hujan deras yang mengguyur tiga hari terakhir.
Kepala BPBD Channy Wayong, mengatakan pihaknya masih sedang menghitung kerugian akibat bencana tersebut. “Secara kasatmata, ada delapan rumah yang sudah tidak bisa ditempati lagi karena dinding dan atapnya sudah bergeser,” katanya. (Has)