TOTABUAN.CO BOLMONG –Upaya penanganan pasca banjir dan tanah langsor yang terjadi Rabu (4/3) terus dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Salah satunya yakni pembukaan akses jalan trans Sulawesi yang tertutup material kini sudah bias normal kembali.
Sedikitnya ada 23 titik longsor yang menutup ruas jalan dari Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) ke Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Mengakibatkan akses menuju ke Provinsi Gorontalo harus memutar ke Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Dari 23 titik longsor, Delapan diantaranya sangat besar.
“Alhamdulilah siang tadi, jalan nasional ini (trans Sulawesi red), sudah bisa normal atau sudah bias dilalui,” ujar Bupati Jumat 6 Maret 2020 saat meninjau posko di Desa Domisil Kecamatan Sangtombolang.
Namun kendati demikian, masih ada stu titik yang butuh perbaikan karena longsor yang terjadi sangat parah.
“Atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada balai jalan yang terus menerus brupaya memulihkan jalur trans Sulawesi,” tutur Bupati.
Namun di lain pihak lanjut Bupati, ada sedikit kendala yang dihadapi pemerintah daerah terkait penanganan sungai. Bupati menuturkan ada dua sungai yang cukup parah setelah diterjang banjir bandang. Yakni sungai Domisil dan sungai yang ada di Desa Pangi. Saat ini alur sungai sudah berubah pasca banjir. Namun saat ini belum ditangani balai sungai.
Dinas PUPR Bolmong sudah menghitung panjang alur sungai yang harus dinormalisasi. Untuk panjang alur sungai yang ada di Domisil dengan panjang 500 meter ke arah hulu dan 700 meter ke arah pantai. Sedangkan panjang alur sungai di Desa Pangi 500 meter ke arah hulu dan 600 meter ke arah pantai.
“Ini butuh penanganan serius oleh pemerintah dengan lebar sungai 20 meter,” ucap Bupati.
Banjir bandang yang terjadi saat ini diakui cukup menguras perhatian pemerintah. Ada ratusan rumah yang rusak dan itu tentunya menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Bupati menyebutkan, untuk kerusakan rumah penduduk, ditaksir mencapai tiga miliar lebih.
“Kalau jalan dan sungai itu tanggung jawab balai atau pihak Kementrian,” katanya.
Ditargetkan penangana pasca banjir akan dilakukan 10 hari kemudian akan dilakukan evalausi kembali.
Terpisah Kepala BPJN XV Sulawesi Utara Triono Junoasmono mengtakan, penanganan kerusakan jalan pasca banjir dan tanah longsor dilakukan dua tahap. Yakni penanganan yang saat ini terus dilaksanakan hingga beberapa pecan ke depan. Untuk memastikan traffic berfungsi secara baik. Meskipun saat ini traffic yang ada saat ini masih terbatas yakni buka tutup jalur. “Untuk saat ini masih kendaraan kecil dulu yang bisa lewat belum dimungkin untuk kendaraan overload. Untuk kendaraan besar masih lewat jalur Selatan,” katanya.
Pihak BPJN saat ini sedang survey untuk penanganan kedua atau permanen. Hal untuk memastikan desain dan butuh waktu hingga dua bulan ke depan untuk lelang proyek penanganan jalan.
Ada 12 alat berat dikerahkan untuk membuka akses jalan dari Kabupaten Bolmut ke Bolmong. Alat berat yang dikerahkan itu, dating dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta, katanya.(*)