TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Mesjid Al Ihklas Desa Tabang Kecamatan Kotamobagu Selatan disesaki warga. Sejak siang warga sudah mulai memadati halaman mesjid untuk melihat prosesi pelaksanaan sumpah Muhabala atau sumpah menurut syariat Islam untuk membuktikan kebenaran.
Huju Mamonto (70) Warga Desa Tabang Dusun I RT IV diantar pihak keluarga ke mesjid untuk melakukan proses sumpah Muhabala Selasa (12/7). Huju bersama pihak keluarga tidak terima karena dituduh melakukan santet terhadap salah satu warga desa setempat yang meninggal.
Setelah tiba di mesjid, Huju yang didampingi keluarganya langsung masuk ke mesjid. Tampak terlihat kepala Kantor Urusan Agama (KUA) pegawai Syar’i, lembaga adat serta warga setempat untuk menyaksikan prosesi sumpah tersebut. Prosesi sumpah berjalan 30 menit. Kitab suci Al Quran pun diletakan di atas kepala Huju sambil berucap sumpah.
Usai melaksanakan proses tersebut, Huju langsung disambut isak tangis istri, anak dan keluarganya. Huju mengatakan, sumpah Muhabalah itu dilakukan untuk meyakinkan pihak yang menuduh dan juga untuk menenangkan pihak keluarga bahwa ia tidak melakukan santet.
“Jika benar saya yang melakukan santet, tentu saya akan mendapat musibah atau laknat dari Allah SWT sesuai sumpah saya. Begitu juga sebaliknya,” tutur pria 11 anak ini.
Huju menceritakan, awal ia dituduh melakukan santet saat bertamu bersilahturahmi di rumah milik Katrin Mokodompit (Almarhuma). Namun suami Katrine menolak kedatangannya karena menuding Huju sebagai akar persoalan atas meninggalnya Katrin istrinya.
“Itu awal saya dituduh melakukan santet. Padahal kita masih termasuk rumpun keluarga,” tambahnya.
Hasan Mamonto (74) kakak Huju pun mengatakan sangat mendukung apa yang dilakukan adiknya itu.
“Ini biar keluarga merasa tenang. Namun jika itu benar dan sudah melakukan sumpah Muhabala, biar ada musibah yang akan didapat. Tapi saya yakin adik saya tidak melakukan seperti yang dituduhkan,” tutur Hasan yang didampingi Lin Istri Huju.
Ketua Dewan Adat Desa Tabang Longki Mokoginta mengatakan, bahwa tidak ada lagi yang lebih tinggi dari sumpah. Apa yang dilakukan Huju lanjut Longki merupakan cara untuk membuktikan bahwa ia tidak melakukan perbuatan seperti apa yang dituduhkan.
“Ini biar nama baik Pak Huju dan keluarga bersih,” kata Longki
Suka cita tampak terlihat di rumah Huju. Istri anak serta keluarganya tampak larut dalam kesedihan. Anak-anaka Huju sedih karena orang tua mereka dituduh melakukan santet. Padahal warga yang meninggal masih satu rumpun keluarga. Aparat dari Polsek urban Kotamobagu dibantu aparat dari Polres diturunkan ke Desa Tabang guna menghindari gesekan antar keluarga. (Mg2)